Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka.......
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
atas didikan mereka padaku dan Pahala yang
besar atas kasih sayang yang mereka limpahkan padaku,
peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku,
maka jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala
kebaikan mereka dengan perkenan-Mu ya Allah,
hanya Engkaulah yang berhak membalas
kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku
memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir
dan Engkaulah yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.
Amin Ya Rabbul Alamin..
Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka.......
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
atas didikan mereka padaku dan Pahala yang
besar atas kasih sayang yang mereka limpahkan padaku,
peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku,
maka jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala
kebaikan mereka dengan perkenan-Mu ya Allah,
hanya Engkaulah yang berhak membalas
kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku
memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir
dan Engkaulah yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.
Amin Ya Rabbul Alamin..
"BERKARYA TIDAK PERLU BANYAK GAYA" Tingkatkan karya anak bangsa bersama mengalirnya Puisi-puisi Inspirasi hati, dengan jiwa-jiwa yang senantiasa berubah asa...
Selasa, 21 Desember 2010
Puisi untukmu ibu I
Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu...
Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu
Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu... kau berlian dihati kami
Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu
Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami
Ibu...
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu...
Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu
Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu... kau berlian dihati kami
Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu
Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami
Ibu...
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu...
Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu
Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu... kau berlian dihati kami
Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu
Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami
Ibu...
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.
Puisi untukmu ibu
Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa
Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam
Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian
Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku
Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu
Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku
Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga
Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas
Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu
Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah...!!!
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa
Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam
Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian
Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku
Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu
Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku
Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga
Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas
Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu
Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah...!!!
Perjalanan Hidup
Kau masih ingat ketika dia disampingmu
Kau masih ingat ketika dia selalu mendengarkanmu
Kau masih ingat ketika dia selalu mencari tau kabarmu
Dan kau masih ingat ketika dia cemas kalau kau sakit
Kau masih ingat ketika dia dalam bahagia
Kau masih ingat ketika dia dirundung kesedihan
Kau masih ingat ketika dia diselimuti kebimbangan
Kau masih ingat ketika dia diantara pilihan sulit
Ingatanmu adalah laramu
Kenanganmu adalah asa yang terbuang
Citamu adalah palsu terbungkus kenistaan
Itulah hidup
Hidup adalah alam maya
Tangis,tertawa,sedih,ceria mewarnai hidup yang fana
Termakan waktu yang enggan kan menoleh
Terhapuskan senja yang takkan seterang tadi sore
Bila hidup berakhir…
Mungkin makna hidup takkan pernah terjawab
Karena hidup adalah misteri
Yang tak seorangpun akan sanggup menerkanya.
Hiduplah untuk kehidupan
Dan matilah karena Akhirat…..
Kau masih ingat ketika dia selalu mendengarkanmu
Kau masih ingat ketika dia selalu mencari tau kabarmu
Dan kau masih ingat ketika dia cemas kalau kau sakit
Kau masih ingat ketika dia dalam bahagia
Kau masih ingat ketika dia dirundung kesedihan
Kau masih ingat ketika dia diselimuti kebimbangan
Kau masih ingat ketika dia diantara pilihan sulit
Ingatanmu adalah laramu
Kenanganmu adalah asa yang terbuang
Citamu adalah palsu terbungkus kenistaan
Itulah hidup
Hidup adalah alam maya
Tangis,tertawa,sedih,ceria mewarnai hidup yang fana
Termakan waktu yang enggan kan menoleh
Terhapuskan senja yang takkan seterang tadi sore
Bila hidup berakhir…
Mungkin makna hidup takkan pernah terjawab
Karena hidup adalah misteri
Yang tak seorangpun akan sanggup menerkanya.
Hiduplah untuk kehidupan
Dan matilah karena Akhirat…..
Aku Tau hanya Cemburu
Aku sadar
Saat Amarahmu terbakar kala ku sulut
Dengan lantunkan indah kisah lalu
Ku berkeras untuk menuturkannya
Dan menyingkirkan perasaanmu
Aku sadar
Saat kau salahkan diriku
Atas perihmu dengan segala keegoisanku
Yang tak pernah peduli
Hanya ada satu namaku dihatimu
Aku sadar
Saat kau sangkakan aku dengan tebakanmu
Ku tau kau tak benar-benar menduga
Karena kau tau kaulah labuhan hatiku
Dan kaulah tempatku kembali
Aku sadar
Kau hanya cemburu,..Ku coba mengerti,..
You just want to tell me how much You Love Me…
Saat Amarahmu terbakar kala ku sulut
Dengan lantunkan indah kisah lalu
Ku berkeras untuk menuturkannya
Dan menyingkirkan perasaanmu
Aku sadar
Saat kau salahkan diriku
Atas perihmu dengan segala keegoisanku
Yang tak pernah peduli
Hanya ada satu namaku dihatimu
Aku sadar
Saat kau sangkakan aku dengan tebakanmu
Ku tau kau tak benar-benar menduga
Karena kau tau kaulah labuhan hatiku
Dan kaulah tempatku kembali
Aku sadar
Kau hanya cemburu,..Ku coba mengerti,..
You just want to tell me how much You Love Me…
Kekasih Sejati Untuk Cintaku
Di sini telah ku tulis Berjuta Puisi
Tentang kita dan romansa perjalanan cinta
Memang cerita kita tak sempurna
membuat Nurani didinding hati retak ternoda
Selalu kulukis engkau dalam tidurku
Lewat beragam bunga tidur yang selalu menemaniku
Lewat semua kisah tentangmu, Lewat semua mata hatiku
Tanpa peduli kata hatiku yang selalu merindu dirimu
Ada denting nada luka sebuah simponi
melarut aku dalam dawai lagu indah mu
Yang mengalun sepi di relung hati
bila indahmu hadir menggoda kalbu nan membiru
Saat kutapaki jalan itu
Alun kidung rindu yang tercipta
Semua tentang kamu, hanya kamu
Kumimpikan kau dan aku menyatu
Cinta manis indah, menusuk sepi
dihati kutulis kerinduanku padamu
Karena aku mencintaimu sepenuh hati
Dan Kutitipkan hatiku padamu selalu
kekasih sejati untuk cinta ku
Tentang kita dan romansa perjalanan cinta
Memang cerita kita tak sempurna
membuat Nurani didinding hati retak ternoda
Selalu kulukis engkau dalam tidurku
Lewat beragam bunga tidur yang selalu menemaniku
Lewat semua kisah tentangmu, Lewat semua mata hatiku
Tanpa peduli kata hatiku yang selalu merindu dirimu
Ada denting nada luka sebuah simponi
melarut aku dalam dawai lagu indah mu
Yang mengalun sepi di relung hati
bila indahmu hadir menggoda kalbu nan membiru
Saat kutapaki jalan itu
Alun kidung rindu yang tercipta
Semua tentang kamu, hanya kamu
Kumimpikan kau dan aku menyatu
Cinta manis indah, menusuk sepi
dihati kutulis kerinduanku padamu
Karena aku mencintaimu sepenuh hati
Dan Kutitipkan hatiku padamu selalu
kekasih sejati untuk cinta ku
Love
Bukanlah bagaimana kamu melupakan …
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN
Bukan bagaimana kamu mendengarkan …
melainkan bagaimana kamu MENGERTI
bukan apa yang kamu lihat …
melainkan apa yang kamu RASAKAN …
Bukan bagaimana kamu melepaskan …
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN
Lebih berbahaya mencucurkan airmata dalam hati …
dibandingkan menangis tersedu-sedu …
dan ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya. ..
dan ketika dia sudah tidak memperdulikan dan kamu masih menunggunya. .
dan ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum…
Sembari berkata “aku turut berbahagia untukmu”
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN
Bukan bagaimana kamu mendengarkan …
melainkan bagaimana kamu MENGERTI
bukan apa yang kamu lihat …
melainkan apa yang kamu RASAKAN …
Bukan bagaimana kamu melepaskan …
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN
Lebih berbahaya mencucurkan airmata dalam hati …
dibandingkan menangis tersedu-sedu …
dan ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya. ..
dan ketika dia sudah tidak memperdulikan dan kamu masih menunggunya. .
dan ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum…
Sembari berkata “aku turut berbahagia untukmu”
wanita
Katanya wanita itu lemah
Ternyata wanita itu kuat
Lebih kuat dari terjangan ombak
Katanya wanita itu duduk di belakang pria
Ternyata wanita itu memimpin pria
Di setiap lekuk pahit manis kehidupan
Katanya wanita itu lebih rendah daripada pria
Ternyata wanita itu lebih peka nalurinya
Sehingga jangan pernah merendahkan perasaannya
Katanya wanita itu begitu rapuh hatinya
Ternyata wanita itu merapuh karena memberi kekuatan
Sesuatu yang tak dapat dibendung oleh kata
Lihatlah air matanya
Keluar turut merasakan
Sedih gembira
Menangis tertawa
Apa pun beragam perasaan
Lihatlah senyum tawanya
Di saat dia ingin berteriak dan menangis
Lihatlah kedua tangannya
Di sana dia menggunakan segalaya
Untuk memeluk, membelai dan berkreasi
Lihatlah kelembutan hatinya
Hingga pisau tajam pun
Tak mampu membelahnya
Dia lemah tapi kuat
Dia lembut tapi kokoh
Dia rapuh tapi tahan banting
Dia hanya punya satu hati
Tapi mampu membagi hati
Dia hanya punya dua tangan
Tapi mampu mengganda gunakan tangan
Sepatutnyalah Pria melindungi wanita
Bukan karena dia lemah, lembut dan rapuh
Tapi sudah selayaknya
Mengagungi dan menjaga
Mahluk berharga ciptaan-Nya
Ternyata wanita itu kuat
Lebih kuat dari terjangan ombak
Katanya wanita itu duduk di belakang pria
Ternyata wanita itu memimpin pria
Di setiap lekuk pahit manis kehidupan
Katanya wanita itu lebih rendah daripada pria
Ternyata wanita itu lebih peka nalurinya
Sehingga jangan pernah merendahkan perasaannya
Katanya wanita itu begitu rapuh hatinya
Ternyata wanita itu merapuh karena memberi kekuatan
Sesuatu yang tak dapat dibendung oleh kata
Lihatlah air matanya
Keluar turut merasakan
Sedih gembira
Menangis tertawa
Apa pun beragam perasaan
Lihatlah senyum tawanya
Di saat dia ingin berteriak dan menangis
Lihatlah kedua tangannya
Di sana dia menggunakan segalaya
Untuk memeluk, membelai dan berkreasi
Lihatlah kelembutan hatinya
Hingga pisau tajam pun
Tak mampu membelahnya
Dia lemah tapi kuat
Dia lembut tapi kokoh
Dia rapuh tapi tahan banting
Dia hanya punya satu hati
Tapi mampu membagi hati
Dia hanya punya dua tangan
Tapi mampu mengganda gunakan tangan
Sepatutnyalah Pria melindungi wanita
Bukan karena dia lemah, lembut dan rapuh
Tapi sudah selayaknya
Mengagungi dan menjaga
Mahluk berharga ciptaan-Nya
Karena Sekeping Cinta Kutitipkan Padamu Selalu
Musim pUn telah berganti
langit hitam kelam turun lah hujan
hujan di hati memberi seribu keinginan
ku berharap terbersit pelangi setelah hujan
masih adakah yang ku tunggu
ketika sebuah hati telah lama membeku
akankan sebuah rasa itu berlalu
Bersama rintik hujan jatuh pagi itu
aku hanya menari dalam kidung sunyi membisu
dibawah tatap mata yang tak lagi mengenalku
Ketika sayapmu patah tak bersatu
Ketika Sinar rasamu terbenam dalam lautan debu
musim-musim bercinta perlahan merayap tanpa waktu
akankah kita memudar dalam ingatanmu
seperti bunga ditinggalkan warna
ketika siang yang kehilangan cahaya
ku pilih rasa rindu yg menyesakan dada
bukan rasa rindu yg menenangkan jiwa
kupilih rasa gelisah karena takut kehilangan rindu itu
Karena sekeping Cinta kutitipkan padamu selalu
langit hitam kelam turun lah hujan
hujan di hati memberi seribu keinginan
ku berharap terbersit pelangi setelah hujan
masih adakah yang ku tunggu
ketika sebuah hati telah lama membeku
akankan sebuah rasa itu berlalu
Bersama rintik hujan jatuh pagi itu
aku hanya menari dalam kidung sunyi membisu
dibawah tatap mata yang tak lagi mengenalku
Ketika sayapmu patah tak bersatu
Ketika Sinar rasamu terbenam dalam lautan debu
musim-musim bercinta perlahan merayap tanpa waktu
akankah kita memudar dalam ingatanmu
seperti bunga ditinggalkan warna
ketika siang yang kehilangan cahaya
ku pilih rasa rindu yg menyesakan dada
bukan rasa rindu yg menenangkan jiwa
kupilih rasa gelisah karena takut kehilangan rindu itu
Karena sekeping Cinta kutitipkan padamu selalu
Sekeping Rindu Untukmu
Yang melayang terbawa arus rindu
Adakah kau rasakan getaran jiwaku
Yang menghujam keras dalam sukaku
Puing-puing kerinduan ini
Akan tersusun rapi jadi sebuah mozaik
Yang akan aku berikan hanya kepadamu
Bersamaan dengan merekahnya tangkup mawar
Aku ingin masuk dalam kilatan matamu
Yang berbinar indah penuh ribuan makna
Aku ingin bersandar dilabuhan hatimu
Dan menggali sekeping cinta yang kau simpan
Ada sebuah ungkatan tentang cinta
Yang akan aku ikrarkan hanya pada kau
Wahai pesona jiwa
Aku hanya ingin kau hadir disini
Dengan segala kesederhanaan cinta kita
Yang telah terjalin lewat jagad maya
Kupilih kamu Untuk Cintaku
Kupilih kamu untuk cintaku
Dan kuyakini rasaku
Yang selalu tertuju untuk mu
Kuingin selalu berbagi
Tentang rasa dihati
Yang telah kumiliki
Untuk dirimu yang terkasihi
Cinta adalah caraku bercerita
Tentang dirimu, tentang rasaku
Caraku menatap kepergiaan,mu
Dan caraku tersenyum saat menatapmu
Caraku merindu kehadiranmu
Diamku atas kehadiranmu
Marahku atas salahmu
Caraku menyapamu dengan ceriaku
Tulisan ku tentang besarnya cintaku
Aku mencintaimu dengan bebas
Sehingga saat kau ingin berlabuh
Disanalah senyumku
Selalu menantimu
Hingga kau yakin dan bersandar bersamaku
Kuyakin ku kan bahagaia bersandar didermaga ku bersamamu
Dan kuyakini rasaku
Yang selalu tertuju untuk mu
Kuingin selalu berbagi
Tentang rasa dihati
Yang telah kumiliki
Untuk dirimu yang terkasihi
Cinta adalah caraku bercerita
Tentang dirimu, tentang rasaku
Caraku menatap kepergiaan,mu
Dan caraku tersenyum saat menatapmu
Caraku merindu kehadiranmu
Diamku atas kehadiranmu
Marahku atas salahmu
Caraku menyapamu dengan ceriaku
Tulisan ku tentang besarnya cintaku
Aku mencintaimu dengan bebas
Sehingga saat kau ingin berlabuh
Disanalah senyumku
Selalu menantimu
Hingga kau yakin dan bersandar bersamaku
Kuyakin ku kan bahagaia bersandar didermaga ku bersamamu
Wanita Pemalu
Kuhirup udara dahimu yang harum
Bulan kan jadi teman kita malam ini
Diantara bilah-bilah cahayanya yang hangat
Untuk wanita yang malu padaku
Murai pagi telah berbisik
Bahwa dia tahu kau ingin bertemu denganku
Janganlah tersipu jika ujung mataku menangkapmu
Untuk wanita yang malu padaku
Aku mencintaimu setulusnya
Percayalah malumu senjatamu
Biar bisik tersiur angin pun
Dirimu berharga bagiku
Wanita Pemalu
Kuhirup udara dahimu yang harum
Bulan kan jadi teman kita malam ini
Diantara bilah-bilah cahayanya yang hangat
Untuk wanita yang malu padaku
Murai pagi telah berbisik
Bahwa dia tahu kau ingin bertemu denganku
Janganlah tersipu jika ujung mataku menangkapmu
Untuk wanita yang malu padaku
Aku mencintaimu setulusnya
Percayalah malumu senjatamu
Biar bisik tersiur angin pun
Dirimu berharga bagiku
Ketika Cinta Itu..Ketika Cinta Itu..
Ketika cinta itu indah
Mereka mencoba merasakannya
Ketika cinta itu semangat
Mereka mencoba mengobarkannya
Ketika cinta itu pengorbanan
Mereka mencoba memperjuangkannya
Ketika cinta itu penantian
Mereka mencoba menunggunya
Ketika cinta itu isyarat
Mereka mencoba mengartikannya
Ketika cinta itu pintu
Mereka mencoba mengetuknya
Ketika cinta itu menyapa
Mereka mencoba membalasnya
Ketika cinta itu perjalanan
Mereka mencoba menjajakinya
Ketika cinta itu kehidupan
Mereka mencoba menempuhinya
Ketika cinta itu kisah
Mereka mencoba bercerita
Ketika cinta itu nyanyian
Mereka mencoba menyenandungkannya
Ketika cinta itu puisi
Mereka mencoba menyairkannya
Ketika cinta itu sandiwara
Mereka mencoba memainkannya
Ketika cinta itu ungkapan
Mereka coba menyatakannya
Ketika cinta itu semu
Mereka mencoba membuat menjadi nyata
Ketika cinta itu khayalan
Mereka mencoba memimpikannya
Ketika cinta itu impian
Mereka mencoba meraihnya
Ketika cinta itu harapan
Mereka mencoba mewujudkannya
Ketika cinta itu cahaya
Mereka mencoba menyinarkannya
Ketika cinta itu benih
Mereka mencoba memekarkannya
Ketika cinta itu awan
Mereka mencoba menaunginya
Ketika cinta itu angin
Mereka mencoba menghembuskannya
Ketika cinta itu embun
Mereka mencoba menyegarkannya
Ketika cinta itu hujan
Mereka mencoba mengguyurkannya
Ketika cinta itu mentari
Mereka coba menghangatinya
Ketika cinta itu bintang
Mereka mencoba menyinarinya
Ketika cinta itu patung
Mereka mencoba memahatnya
Ketika cinta itu jasad
Mereka mencoba menjadi ruhnya
Ketika cinta itu sayap
Mereka mencoba menerbangkannya
Ketika cinta itu samudra
Mereka mencoba mengarunginya
Ketika cinta itu ruang
Mereka mencoba mengisinya
Ketika cinta itu komitmen
Mereka mencoba menjaganya
Ketika cinta itu batasan
Mereka mencoba melewatinya
Ketika cinta itu hampa
Mereka mencoba memenuhinya
Ketika cinta itu mengekang
Mereka mencoba mempertahankan
Ketika cinta itu jarak
Mereka mencoba mendekatkannya
Ketika cinta itu waktu
Mereka mencoba memanfaatkannya
Ketika cinta itu beku
Mereka mencoba mencairkannya
Ketika cinta itu layu
Mereka mencoba menyiraminya
Ketika cinta itu kegelapan
Mereka mencoba meneranginya
Ketika cinta itu misteri
Mereka mencoba menyelidikinya
Ketika cinta itu patah
Mereka mencoba menyambungkannya
Ketika cinta itu luka
Mereka mencoba menyembuhkannya
Ketika cinta itu airmata
Mereka mencoba mengusapnya
Ketika cinta itu masa lalu
Mereka mencoba mengenangnya
Ketika cinta itu hilang
Mereka mencoba mengikhlaskannya
Ketika cinta itu pilihan
Mereka mencoba memilihnya
Ketika cinta itu C I N T A
Mereka mencoba menerjemahkan serta melalui tanpa dapat menghindarinya
Mereka mencoba merasakannya
Ketika cinta itu semangat
Mereka mencoba mengobarkannya
Ketika cinta itu pengorbanan
Mereka mencoba memperjuangkannya
Ketika cinta itu penantian
Mereka mencoba menunggunya
Ketika cinta itu isyarat
Mereka mencoba mengartikannya
Ketika cinta itu pintu
Mereka mencoba mengetuknya
Ketika cinta itu menyapa
Mereka mencoba membalasnya
Ketika cinta itu perjalanan
Mereka mencoba menjajakinya
Ketika cinta itu kehidupan
Mereka mencoba menempuhinya
Ketika cinta itu kisah
Mereka mencoba bercerita
Ketika cinta itu nyanyian
Mereka mencoba menyenandungkannya
Ketika cinta itu puisi
Mereka mencoba menyairkannya
Ketika cinta itu sandiwara
Mereka mencoba memainkannya
Ketika cinta itu ungkapan
Mereka coba menyatakannya
Ketika cinta itu semu
Mereka mencoba membuat menjadi nyata
Ketika cinta itu khayalan
Mereka mencoba memimpikannya
Ketika cinta itu impian
Mereka mencoba meraihnya
Ketika cinta itu harapan
Mereka mencoba mewujudkannya
Ketika cinta itu cahaya
Mereka mencoba menyinarkannya
Ketika cinta itu benih
Mereka mencoba memekarkannya
Ketika cinta itu awan
Mereka mencoba menaunginya
Ketika cinta itu angin
Mereka mencoba menghembuskannya
Ketika cinta itu embun
Mereka mencoba menyegarkannya
Ketika cinta itu hujan
Mereka mencoba mengguyurkannya
Ketika cinta itu mentari
Mereka coba menghangatinya
Ketika cinta itu bintang
Mereka mencoba menyinarinya
Ketika cinta itu patung
Mereka mencoba memahatnya
Ketika cinta itu jasad
Mereka mencoba menjadi ruhnya
Ketika cinta itu sayap
Mereka mencoba menerbangkannya
Ketika cinta itu samudra
Mereka mencoba mengarunginya
Ketika cinta itu ruang
Mereka mencoba mengisinya
Ketika cinta itu komitmen
Mereka mencoba menjaganya
Ketika cinta itu batasan
Mereka mencoba melewatinya
Ketika cinta itu hampa
Mereka mencoba memenuhinya
Ketika cinta itu mengekang
Mereka mencoba mempertahankan
Ketika cinta itu jarak
Mereka mencoba mendekatkannya
Ketika cinta itu waktu
Mereka mencoba memanfaatkannya
Ketika cinta itu beku
Mereka mencoba mencairkannya
Ketika cinta itu layu
Mereka mencoba menyiraminya
Ketika cinta itu kegelapan
Mereka mencoba meneranginya
Ketika cinta itu misteri
Mereka mencoba menyelidikinya
Ketika cinta itu patah
Mereka mencoba menyambungkannya
Ketika cinta itu luka
Mereka mencoba menyembuhkannya
Ketika cinta itu airmata
Mereka mencoba mengusapnya
Ketika cinta itu masa lalu
Mereka mencoba mengenangnya
Ketika cinta itu hilang
Mereka mencoba mengikhlaskannya
Ketika cinta itu pilihan
Mereka mencoba memilihnya
Ketika cinta itu C I N T A
Mereka mencoba menerjemahkan serta melalui tanpa dapat menghindarinya
Keinginan Sekeping Hati
Angin berhembus dan bernyanyi
Membawakan melodi yang indah
Mempesonakan hati bersama tiupan mesra
Membawa diri dalam keinginan bersama
Sekeping hati menyusuri relung imajinasi
Mempertanyakan rasa yang kembali mengetuk diri
Tentang keinginan menapaki mimpi diri
Yang sempat pergi dan bersembunyi
Cinta pernah menyakiti sekeping hati
Cinta juga pernah membawa bahagia pada diri
Cinta pernah melenakan dan meninggal pergi
Sekeping Hati pun bertanya tentang cinta
Pagi ini senyum manis kembali menghampiri
Mengetuk dan bertamu pada ketulusan diri
Dan sekeping hati kembali menjamu
Tanpa ada rasa marah dan ragu menjalani
Keinginan Sekeping Hati Untuk kembali melayani
saat sang bidadari hati datang kembali
dengan sekuntum rindu dan rasa sejati
Berjanjilah bidadari untuk tak pernah terbang pergi
Membawakan melodi yang indah
Mempesonakan hati bersama tiupan mesra
Membawa diri dalam keinginan bersama
Sekeping hati menyusuri relung imajinasi
Mempertanyakan rasa yang kembali mengetuk diri
Tentang keinginan menapaki mimpi diri
Yang sempat pergi dan bersembunyi
Cinta pernah menyakiti sekeping hati
Cinta juga pernah membawa bahagia pada diri
Cinta pernah melenakan dan meninggal pergi
Sekeping Hati pun bertanya tentang cinta
Pagi ini senyum manis kembali menghampiri
Mengetuk dan bertamu pada ketulusan diri
Dan sekeping hati kembali menjamu
Tanpa ada rasa marah dan ragu menjalani
Keinginan Sekeping Hati Untuk kembali melayani
saat sang bidadari hati datang kembali
dengan sekuntum rindu dan rasa sejati
Berjanjilah bidadari untuk tak pernah terbang pergi
Tentang Dia
dia berbeda
diam begitu saja
tanpa menyapa
ataupun berbicara
dia menjauh
seolah tak pernah melabuh
di hati yang begitu teduh
meninggalkan kenangan yang separuh
dan tak pernah utuh
dia,,,,
menjadikan dirinya terasing
tidak peduli pada dunia yang bising
yang memang berputar seperti gangsing
aku akan mencoba mendekatinya
mencoba memberitahunya
bahwa ia adalah bagian dari cinta kita
kita adalah kita
tergabung dalam organisasi tercinta
namun tidak seperti amoeba
yang mudah membelah begitu saja
menceraikan belahan hatinya
dan meninggalkannya tanpa daya
andai dia mengerti
tentu aku lebih peduli
lebih memahami
apa yang dia ingini
namun sayangnya… .
dia terdiam,,,,,
saat hati gersang
mencoba untuk terbang
dalam bayang-bayangdia berbeda
diam begitu saja
tanpa menyapa
ataupun berbicara
dia menjauh
seolah tak pernah melabuh
di hati yang begitu teduh
meninggalkan kenangan yang separuh
dan tak pernah utuh
dia,,,,
menjadikan dirinya terasing
tidak peduli pada dunia yang bising
yang memang berputar seperti gangsing
aku akan mencoba mendekatinya
mencoba memberitahunya
bahwa ia adalah bagian dari cinta kita
kita adalah kita
tergabung dalam organisasi tercinta
namun tidak seperti amoeba
yang mudah membelah begitu saja
menceraikan belahan hatinya
dan meninggalkannya tanpa daya
andai dia mengerti
tentu aku lebih peduli
lebih memahami
apa yang dia ingini
namun sayangnya… .
dia terdiam,,,,,
saat hati gersang
mencoba untuk terbang
dalam bayang-bayang
diam begitu saja
tanpa menyapa
ataupun berbicara
dia menjauh
seolah tak pernah melabuh
di hati yang begitu teduh
meninggalkan kenangan yang separuh
dan tak pernah utuh
dia,,,,
menjadikan dirinya terasing
tidak peduli pada dunia yang bising
yang memang berputar seperti gangsing
aku akan mencoba mendekatinya
mencoba memberitahunya
bahwa ia adalah bagian dari cinta kita
kita adalah kita
tergabung dalam organisasi tercinta
namun tidak seperti amoeba
yang mudah membelah begitu saja
menceraikan belahan hatinya
dan meninggalkannya tanpa daya
andai dia mengerti
tentu aku lebih peduli
lebih memahami
apa yang dia ingini
namun sayangnya… .
dia terdiam,,,,,
saat hati gersang
mencoba untuk terbang
dalam bayang-bayangdia berbeda
diam begitu saja
tanpa menyapa
ataupun berbicara
dia menjauh
seolah tak pernah melabuh
di hati yang begitu teduh
meninggalkan kenangan yang separuh
dan tak pernah utuh
dia,,,,
menjadikan dirinya terasing
tidak peduli pada dunia yang bising
yang memang berputar seperti gangsing
aku akan mencoba mendekatinya
mencoba memberitahunya
bahwa ia adalah bagian dari cinta kita
kita adalah kita
tergabung dalam organisasi tercinta
namun tidak seperti amoeba
yang mudah membelah begitu saja
menceraikan belahan hatinya
dan meninggalkannya tanpa daya
andai dia mengerti
tentu aku lebih peduli
lebih memahami
apa yang dia ingini
namun sayangnya… .
dia terdiam,,,,,
saat hati gersang
mencoba untuk terbang
dalam bayang-bayang
Cintailah Cinta
Kini hanya ada satu wanita di hatiku
Dia mampu sinari kegelapan dunia
Mampu menyatukan jiwa-jiwa kenistaan
Karna itulah aku mencintaimu
Aku seperti lelaki haus cinta
Yang mendamba seorang wanita pesona jiwa
akankah aku dicintai olehmu…???
kan ku dapat jawaban itu darimu
Cintailah aku seperti aku mencintaimu
setulus hati menyayangimu
takkan ada yang bisa menggantikanmu
sebab kau telah terukir dihatiku
Selama langit berwarna biru
selama masih ada hembusan nafasku
dan selama ada pengorbananku
selama itu pula aku akan mencintaimu
Dia mampu sinari kegelapan dunia
Mampu menyatukan jiwa-jiwa kenistaan
Karna itulah aku mencintaimu
Aku seperti lelaki haus cinta
Yang mendamba seorang wanita pesona jiwa
akankah aku dicintai olehmu…???
kan ku dapat jawaban itu darimu
Cintailah aku seperti aku mencintaimu
setulus hati menyayangimu
takkan ada yang bisa menggantikanmu
sebab kau telah terukir dihatiku
Selama langit berwarna biru
selama masih ada hembusan nafasku
dan selama ada pengorbananku
selama itu pula aku akan mencintaimu
Cinta Pergi Ingin Kembali
Langkah-langkah kecil kita yang kerap bersama dahulu menjadi sepenggal kisah terindah dalam episode hidup yang masih kerap datang menghampiri memory cinta belum usang.
Waktu itu kau berkata bahwa cinta adalah mawar yang mekar tanpa pertolongan musim apapun jua. Dan kuakui, mawar itu begitu istimewa.
Berulangkali kau deklarasikan cintamu menggaung menembus jarak aral kita, walau sua hanya lewat aksara tapi cinta jelas terdefenisi.
Kau luluhkan hatiku bersama waktu.
Acapkali kuterkungkung dalam emosi membabi buta
Seandainya saja kau bertanya tentang hal yang paling kubenci saat ini, adalah merindukanmu. karena rindu tetaplah luka.
Dan sendainya kau bertanya tentang hal yang paling kurindukan saat ini, adalah kau yang begitu istimewa
Dua rasa satu jiwa
Lalu aku pernah memutuskan untuk pergi menuju sunyi, meninggalkanmu dalam sepi
Tapi kisah itu menggores luka, sayat cinta begit menyiksa tubuh rasa. Lihatlah airmataku tak terhitung jatuh membasahi kisah yang terukir dalam puisi kita yang belum berjudul. Sementara rinai resah kerap menghias pelukan malam. Dan kulihat matamu masih membahasakan cinta yang masih tersisa. Tak ingin lebih banyak airmata yang tumpah.
Aku ingin kembali
Waktu itu kau berkata bahwa cinta adalah mawar yang mekar tanpa pertolongan musim apapun jua. Dan kuakui, mawar itu begitu istimewa.
Berulangkali kau deklarasikan cintamu menggaung menembus jarak aral kita, walau sua hanya lewat aksara tapi cinta jelas terdefenisi.
Kau luluhkan hatiku bersama waktu.
Acapkali kuterkungkung dalam emosi membabi buta
Seandainya saja kau bertanya tentang hal yang paling kubenci saat ini, adalah merindukanmu. karena rindu tetaplah luka.
Dan sendainya kau bertanya tentang hal yang paling kurindukan saat ini, adalah kau yang begitu istimewa
Dua rasa satu jiwa
Lalu aku pernah memutuskan untuk pergi menuju sunyi, meninggalkanmu dalam sepi
Tapi kisah itu menggores luka, sayat cinta begit menyiksa tubuh rasa. Lihatlah airmataku tak terhitung jatuh membasahi kisah yang terukir dalam puisi kita yang belum berjudul. Sementara rinai resah kerap menghias pelukan malam. Dan kulihat matamu masih membahasakan cinta yang masih tersisa. Tak ingin lebih banyak airmata yang tumpah.
Aku ingin kembali
Bagian Hidupku
Biar saja diri ini
Hanya bisa untuk menatap
Wajah indahmu
Walaupun dari jauh
Karna kau bagian hidupku
Semua akan ku tempuh
Walau terus menunggu
Pasti semua akan berlalu
Seperti hujan turun
Deras sekali membasahi bumi
Sewaktu-waktu
Dipastikan akan berhenti
Hanya bisa untuk menatap
Wajah indahmu
Walaupun dari jauh
Karna kau bagian hidupku
Semua akan ku tempuh
Walau terus menunggu
Pasti semua akan berlalu
Seperti hujan turun
Deras sekali membasahi bumi
Sewaktu-waktu
Dipastikan akan berhenti
Tanda Mata
Sebelum Kau pergi
Pandang Mekar bunga
di halaman. Yang berseri
sejak cahayamu memekarkan
Sebelum terbenam, baiknya kusematkan
kembang di telinga.sejenak menahan rembulan
pulangkanmu. dan bibir bisikkan kata pisah
kuharus pulangkan setiap cerita pada langit jingga
Setelah hilangmu, aku serupa ranting kering
lukai wajah rembulan. tak lelah kucoret wajahnya
hingga kuyakin kau tiada dan langit pun lepas bayangmu.
dan sepertinya rembulan telah sembunyikan jasadmu
di balik wangi kamboja
Pandang Mekar bunga
di halaman. Yang berseri
sejak cahayamu memekarkan
Sebelum terbenam, baiknya kusematkan
kembang di telinga.sejenak menahan rembulan
pulangkanmu. dan bibir bisikkan kata pisah
kuharus pulangkan setiap cerita pada langit jingga
Setelah hilangmu, aku serupa ranting kering
lukai wajah rembulan. tak lelah kucoret wajahnya
hingga kuyakin kau tiada dan langit pun lepas bayangmu.
dan sepertinya rembulan telah sembunyikan jasadmu
di balik wangi kamboja
Aku Mencintaimu
Aku mencintaimu
Sulit bagiku untuk mengucapkan cinta
Tapi aku mencintaimu seperti embun
Yang menggelincir di lereng hati
Menetesi rimbun cemara kehidupan
Aku mencintaimu
Dengan kesepakatan antara iblis dan malaikat
Yang berseteru bersenjatakan dendam dan air mata
Mempertentangkan hidup dan matiku
Aku mencintaimu
Layaknya serakan sampah jalanan kota
Yang merindukan api pembakaran
Untuk lumat lalu memberi makan benih baru
Aku mencintaimu
Dengan kecemasan gurun Sinai
Mata air yang parau menyanyikan lagu kehidupan
Dan kembaraan masih jauh
Aku mencintaimu
Layaknya surga merindu orang soleh
Merayakan kematiannya menuntun dengan mesranya
Hidup jadi tiada berarti lagi
Aku mencintaimu
Dengan separuh senja yang berlalu
Mengisinya dengan janji matahari
“Harapku kau akan datang kepadaku”
Sulit bagiku untuk mengucapkan cinta
Tapi aku mencintaimu seperti embun
Yang menggelincir di lereng hati
Menetesi rimbun cemara kehidupan
Aku mencintaimu
Dengan kesepakatan antara iblis dan malaikat
Yang berseteru bersenjatakan dendam dan air mata
Mempertentangkan hidup dan matiku
Aku mencintaimu
Layaknya serakan sampah jalanan kota
Yang merindukan api pembakaran
Untuk lumat lalu memberi makan benih baru
Aku mencintaimu
Dengan kecemasan gurun Sinai
Mata air yang parau menyanyikan lagu kehidupan
Dan kembaraan masih jauh
Aku mencintaimu
Layaknya surga merindu orang soleh
Merayakan kematiannya menuntun dengan mesranya
Hidup jadi tiada berarti lagi
Aku mencintaimu
Dengan separuh senja yang berlalu
Mengisinya dengan janji matahari
“Harapku kau akan datang kepadaku”
Mawar Muda
Dibalik semburat putih wajahmu teduh
Anganku melayang-melanglang jauh
Sepucuk harapan bermain dan berlabuh
Mengharap kau semakin bertumbuh
Mawar mudaku nan ayu bersahaja
Dalam panas mentari elokmu menebarkan makna
Menepiskan duka, menghantarkan bahagia
Menarik segenap alam tuk hening memuja
kaulah pengganti bidadari terbang
Mengalirkan manis madu pada sejuta kumbang
teruslah bernyanyi dalam tangis riang
Besar dan tumbuh dengan senang
Kini Aku menunggu mekarmu penuh
Akan ku jaga dengan segala peluh
Di sini –menanti, kuncupmu tumbuh
teruslah mekar kuncup mawarku teruslah tumbuh
penghujung laju berselimutkan mega
bercanda mesra engkau dengan angin kelana
sang bayu terus saja nakal menggoda
Malu memuji indahmu Putri tercinta
Sepoi-sepoi bercanda di antara kelopak lentik
Semilirnya menitipkan embun sepercik
Sebagai sajak rayuan yang lembut menggelitik
Padamu, mawar muda kuyang teramat cantik
Anganku melayang-melanglang jauh
Sepucuk harapan bermain dan berlabuh
Mengharap kau semakin bertumbuh
Mawar mudaku nan ayu bersahaja
Dalam panas mentari elokmu menebarkan makna
Menepiskan duka, menghantarkan bahagia
Menarik segenap alam tuk hening memuja
kaulah pengganti bidadari terbang
Mengalirkan manis madu pada sejuta kumbang
teruslah bernyanyi dalam tangis riang
Besar dan tumbuh dengan senang
Kini Aku menunggu mekarmu penuh
Akan ku jaga dengan segala peluh
Di sini –menanti, kuncupmu tumbuh
teruslah mekar kuncup mawarku teruslah tumbuh
penghujung laju berselimutkan mega
bercanda mesra engkau dengan angin kelana
sang bayu terus saja nakal menggoda
Malu memuji indahmu Putri tercinta
Sepoi-sepoi bercanda di antara kelopak lentik
Semilirnya menitipkan embun sepercik
Sebagai sajak rayuan yang lembut menggelitik
Padamu, mawar muda kuyang teramat cantik
Hidupku Laguku
Mengalun kau dikala kau sedih
Mengalun kau diwaktu kau senang
Kau gairah di tiap hariku
Tanpa kau hampa rasaku
Lagumu adalah isi hatiku
Nadamu adalah gejolak jiwaku
Gerakanmu adalah hidupku
Iramamu adalah semangatku
Suaramu selalu mendebarkan hatiku
Memusnahkan kesunyian dalam jiwaku
Mengalunkan nada lagumu
Menikmati indahnya memandangmu
Mengalun kau diwaktu kau senang
Kau gairah di tiap hariku
Tanpa kau hampa rasaku
Lagumu adalah isi hatiku
Nadamu adalah gejolak jiwaku
Gerakanmu adalah hidupku
Iramamu adalah semangatku
Suaramu selalu mendebarkan hatiku
Memusnahkan kesunyian dalam jiwaku
Mengalunkan nada lagumu
Menikmati indahnya memandangmu
Sembunyikan Aku
Di keheningan sebuah Malam
Sejalan waktu yang kian lalu
kucari selalu hati yang kau janji dulu
Masih kah kau ada disana menanti cinta
Diatas rindu yang membalut Tak terperi
Aku terus bergelut dengan mimpi
Mimpi memberi lebih berarti
kureguk hening kumampatkan sepi
sesekali teringat di waktu bergulir
ada sesal tertinggal
ada perih Terukir
ada cinta meninggal
kini sang mentari mengintip pada sela mega
kuhembus seluruh nafas penyesalan, kupejamkan mata
Kulupakan semua kenangan yang berbaris
kubiarkan Seluruh rasa larutkan seluruh inderaku
Sembunyikan aku
sembunyikan di antara deru waktu
sembunyikan dari belaian lembut itu
Sembunyikan Atas cinta yang telah berlalu
Sejalan waktu yang kian lalu
kucari selalu hati yang kau janji dulu
Masih kah kau ada disana menanti cinta
Diatas rindu yang membalut Tak terperi
Aku terus bergelut dengan mimpi
Mimpi memberi lebih berarti
kureguk hening kumampatkan sepi
sesekali teringat di waktu bergulir
ada sesal tertinggal
ada perih Terukir
ada cinta meninggal
kini sang mentari mengintip pada sela mega
kuhembus seluruh nafas penyesalan, kupejamkan mata
Kulupakan semua kenangan yang berbaris
kubiarkan Seluruh rasa larutkan seluruh inderaku
Sembunyikan aku
sembunyikan di antara deru waktu
sembunyikan dari belaian lembut itu
Sembunyikan Atas cinta yang telah berlalu
Karena Aku Mencintaimu
Karena aku begitu mencintaimu
Kupilih satu demi satu pualam putih
Tertata seiring waktu
Tergambar kokoh bangunan kehidupan dalam benak
Tentang cinta dan rasa bersama
Kusisihkan yang hitam dan retak
Tak ingin ada cela kelak
Agar kau tak akan beranjak
mengisi hidup dan kehidupan tak terelak
Saat harapan tak pernah mati
saat ke bahagiaan mungkin abadi
walau menggigil sekujur tubuhku
berdiri mematung di bawah derasnya hujan menderu
setia menanti engkau datang padaku
karena aku begitu mencintaimu
satu jiwa dua hati
memenjarakan setia pada teralis mati
menguncinya pada sebuah janji bebas mencumbui
dalam keterpenjaraan, membedakan dalam satu kesamaan,
karena aku begitu mencintaimu
Kupilih satu demi satu pualam putih
Tertata seiring waktu
Tergambar kokoh bangunan kehidupan dalam benak
Tentang cinta dan rasa bersama
Kusisihkan yang hitam dan retak
Tak ingin ada cela kelak
Agar kau tak akan beranjak
mengisi hidup dan kehidupan tak terelak
Saat harapan tak pernah mati
saat ke bahagiaan mungkin abadi
walau menggigil sekujur tubuhku
berdiri mematung di bawah derasnya hujan menderu
setia menanti engkau datang padaku
karena aku begitu mencintaimu
satu jiwa dua hati
memenjarakan setia pada teralis mati
menguncinya pada sebuah janji bebas mencumbui
dalam keterpenjaraan, membedakan dalam satu kesamaan,
karena aku begitu mencintaimu
Mawar Ungu
sekuntum mawar ungu mekar dalam belenggu
nuraninya rindu pada langit biru
tapi tak mamu putuskan belenggu
dia coba tuk slalu tertawa
air mata disimpan di dada
karena cinta hanya sebatas angan saja
nuraninya terbelenggu norma
kadang dia bertanya pada angin malam
kenapa semua mesti begini
kadang dia bertanya pada matahari
kenapa dia mekar disini
nuraninya terbelenggu norma
tapi matahari diam
angin malam diam
belenggu juga diam
sementara nuraninya tetap bertanya
akhirnya dia coba
untuk menerima
dan pasrah pada Yang Esa
walau nuraninya
tetap bertanya
nuraninya rindu pada langit biru
tapi tak mamu putuskan belenggu
dia coba tuk slalu tertawa
air mata disimpan di dada
karena cinta hanya sebatas angan saja
nuraninya terbelenggu norma
kadang dia bertanya pada angin malam
kenapa semua mesti begini
kadang dia bertanya pada matahari
kenapa dia mekar disini
nuraninya terbelenggu norma
tapi matahari diam
angin malam diam
belenggu juga diam
sementara nuraninya tetap bertanya
akhirnya dia coba
untuk menerima
dan pasrah pada Yang Esa
walau nuraninya
tetap bertanya
Karena Cinta
Lanjutan waktu terus berlari
Memaknai detik yang terlewati
segengam hati terus menanti
Tanpa pernah lelah tak henti
Hembusan nafas sang mentari
Membuai asa tak teringkari
Kisah itu selelalu dihati
karena tak akan pernah terganti
Bulir rasa yang pernah tersemai
tak akan hilang atau mati
bertumbuh cinta tak terhenti
kuberi untuk dirimu yang tercintaiHalang rintang kan terlalui
Kugapai dirimu wahai kekasih hati
dengan rasa yang semakin terpatri
karena cintaku Selalu menujumu bidadari
Memaknai detik yang terlewati
segengam hati terus menanti
Tanpa pernah lelah tak henti
Hembusan nafas sang mentari
Membuai asa tak teringkari
Kisah itu selelalu dihati
karena tak akan pernah terganti
Bulir rasa yang pernah tersemai
tak akan hilang atau mati
bertumbuh cinta tak terhenti
kuberi untuk dirimu yang tercintaiHalang rintang kan terlalui
Kugapai dirimu wahai kekasih hati
dengan rasa yang semakin terpatri
karena cintaku Selalu menujumu bidadari
Kenapa Aku Menulis
kenapa aku menulis
sesuatu yang tak pernah kumengerti
tentang hakekat semua ini
kenapa aku menulis
tumpahan pena yang tidak kupahami
maksud ceceran tinta ini
kenapa aku menulis
menulis, menulis dan menulis lagi…
sampai aku bingung sendiri
padahal aku tidak menyadari
tulisan ini,
bakal tergores di atas kertas putih.
sesuatu yang tak pernah kumengerti
tentang hakekat semua ini
kenapa aku menulis
tumpahan pena yang tidak kupahami
maksud ceceran tinta ini
kenapa aku menulis
menulis, menulis dan menulis lagi…
sampai aku bingung sendiri
padahal aku tidak menyadari
tulisan ini,
bakal tergores di atas kertas putih.
Hembusan Nafas Bidadari
Pada kulit ujung jemari
terbaca jejak angin pada nurani
angin yang berhembus adalah saksi
Tentang suatu rasa jelita hati
Anginlah, anginlah
yang memberikan mereka hidup
yang berhembus di mulut
yang sekarang mememberikan ruang kita hidup
Wajahmu bernama
Hembusan nafas bidadari
dan matamu, para pencuri
yang melintasinya
Dengan gerangan apa
wajah kau basuh maka warna kencana
kau basuh dia dengan air jernih
selebihnya tuhanlah yang lakukan
Aku tak tahu bagaimana dan apabila
ia datang ke kalbu
cercah api pelan menyala
tapi tak nampak lidah cahaya
Sebuah derita lembut kecil
di sini kupunyai bernama cinta
Bagaimana gerangan ia masuk tiba
maka sampai tak terasa derita yang tersiksa
Bukan salahku tentu saja
kalau mawar ini jadi milikmu
sedangkan wanginya berasal dari diriku
Kuberikan Selalu untuk Dewi yang kupuja
terbaca jejak angin pada nurani
angin yang berhembus adalah saksi
Tentang suatu rasa jelita hati
Anginlah, anginlah
yang memberikan mereka hidup
yang berhembus di mulut
yang sekarang mememberikan ruang kita hidup
Wajahmu bernama
Hembusan nafas bidadari
dan matamu, para pencuri
yang melintasinya
Dengan gerangan apa
wajah kau basuh maka warna kencana
kau basuh dia dengan air jernih
selebihnya tuhanlah yang lakukan
Aku tak tahu bagaimana dan apabila
ia datang ke kalbu
cercah api pelan menyala
tapi tak nampak lidah cahaya
Sebuah derita lembut kecil
di sini kupunyai bernama cinta
Bagaimana gerangan ia masuk tiba
maka sampai tak terasa derita yang tersiksa
Bukan salahku tentu saja
kalau mawar ini jadi milikmu
sedangkan wanginya berasal dari diriku
Kuberikan Selalu untuk Dewi yang kupuja
Waktu
Dan waktu memilihku
jadi celah menghening antara cayanya terang
diamemintaku tetap menjadi redup dan remang
Setiap pagi atau tengah malam buta
aku disuruhnya bangun sujud-berdoa, atau setiap waktu
menyuruhku datang ke menghadap
Yg Maha Kuasa
Tapi waktu Tetap memilihku
jadi celah menghening antara cayanya terang
diamemintaku tetap menjadi redup dan remang
Aku juga melihat dia datang
Berjalan tergesa-gesa
Bersama gerimis hujan lari-larian
rintiknya melompat keliang kuburku
Yang masih hangat
amat lembab
seolah tak adanya
Waktu!
jadi celah menghening antara cayanya terang
diamemintaku tetap menjadi redup dan remang
Setiap pagi atau tengah malam buta
aku disuruhnya bangun sujud-berdoa, atau setiap waktu
menyuruhku datang ke menghadap
Yg Maha Kuasa
Tapi waktu Tetap memilihku
jadi celah menghening antara cayanya terang
diamemintaku tetap menjadi redup dan remang
Aku juga melihat dia datang
Berjalan tergesa-gesa
Bersama gerimis hujan lari-larian
rintiknya melompat keliang kuburku
Yang masih hangat
amat lembab
seolah tak adanya
Waktu!
Semua Jadi Saksi
Hari demi hari berlalu
Cintaku semakin tulus padamu
Meski entah, akankah bersatu
Ku tak pernah mengeluh
Lihatlah mentari tertawa
Dan ombak pantai menderu menyindirku
Mereka pikir tak akan mungkin
Ku memilikimu dan cintamu
Kapankah hari itu datang?
Saat kau dan aku bersatu
Seperti yang pernah ku impikan
Hidup bahagia bersamamu..
Waktu terus berganti
Dan tak pernah berhenti
Hingga akhirnya harus berakhir
Ku kan slalu ada untuk engkau
Hanya karena cinta
Ku relakan melepas semua
Untuk bersamamu
Sampai aku mati
Langit yang biru
Awan yang bergumpal
Menyaksikan semua yang terjadi
Pelukan mesrah antara kita
Laut yang luas
Ombak berkejaran
Ikut berbahagia
Atas cinta kita
Angin berhembus
Membawakan kabar terindah
Menyebarkan ke seluruh dunia
Dan semua akhirnya jadi saksi
Kebahagiaan kita akan slalu abadi
Cintaku semakin tulus padamu
Meski entah, akankah bersatu
Ku tak pernah mengeluh
Lihatlah mentari tertawa
Dan ombak pantai menderu menyindirku
Mereka pikir tak akan mungkin
Ku memilikimu dan cintamu
Kapankah hari itu datang?
Saat kau dan aku bersatu
Seperti yang pernah ku impikan
Hidup bahagia bersamamu..
Waktu terus berganti
Dan tak pernah berhenti
Hingga akhirnya harus berakhir
Ku kan slalu ada untuk engkau
Hanya karena cinta
Ku relakan melepas semua
Untuk bersamamu
Sampai aku mati
Langit yang biru
Awan yang bergumpal
Menyaksikan semua yang terjadi
Pelukan mesrah antara kita
Laut yang luas
Ombak berkejaran
Ikut berbahagia
Atas cinta kita
Angin berhembus
Membawakan kabar terindah
Menyebarkan ke seluruh dunia
Dan semua akhirnya jadi saksi
Kebahagiaan kita akan slalu abadi
Bersamamu
Jalani kisah kasih denganmu
Gelak tawamu selalu kurindu
Manisnya warna warni cintamu kunikmati hari bersama
Dirimu dihatiku
Jika sasaat engkau merasa
Penuh meraja didalam dada
Ku akan kembali untuk menunggu
Hadirnya cintamu kepadaku
Saat hati menyepi
Kasihku kan bersemi menemaniku
Kala hatimu raga kasihku kan merayu
Tentang kita tentang cintamu
Cinta indah itu di dalam kalbu
Gelak tawamu selalu kurindu
Manisnya warna warni cintamu kunikmati hari bersama
Dirimu dihatiku
Jika sasaat engkau merasa
Penuh meraja didalam dada
Ku akan kembali untuk menunggu
Hadirnya cintamu kepadaku
Saat hati menyepi
Kasihku kan bersemi menemaniku
Kala hatimu raga kasihku kan merayu
Tentang kita tentang cintamu
Cinta indah itu di dalam kalbu
Bintang Dan Dirimu
Inginku meraih bintang
Inginku memiliki dirimu
Ku ingin seperti bintang
Ku ingin menjadi kekasihmu
Bila malam tanpa bintang
Bila malam tanpa kamu
Ku akan menjadi bintang
Ku akan menunggu mu
Kau akan kuberi terang
Seperti bintang
Kau akan ku beri kebahagiaan
Dihatimu
Karna ku yakin bisa bawamu
Terbang seperti bintang
Dan karn ku yakin bisa temani
Dirimu sepanjang umurku
Inginku memiliki dirimu
Ku ingin seperti bintang
Ku ingin menjadi kekasihmu
Bila malam tanpa bintang
Bila malam tanpa kamu
Ku akan menjadi bintang
Ku akan menunggu mu
Kau akan kuberi terang
Seperti bintang
Kau akan ku beri kebahagiaan
Dihatimu
Karna ku yakin bisa bawamu
Terbang seperti bintang
Dan karn ku yakin bisa temani
Dirimu sepanjang umurku
Kau Adalah Lentera Hidupku
Tercenung aku dengan sikap kasih sayangmu
Terbersit sebuah ungkatan rasa hatiku
Untuk segera mengucap cinta padamu
Dan menjagamu sepenuh jiwaku
Kau…
Hadir dalam jiwaku
Saat aku mengalami kegelapan
Dan kegoncangan jiwa
Aku trauma
Kau padangi langkahku dengan senyuman
Kau sadarkan diriku dengan ketulusan cintamu
Hingga aku mampu menemukan sebuah kepingan
Kepingan cinta yang pernah runtuh dari diriku
Kau datang dihatiku dengan sebuah ketulusan hati
Serta setabur benih cinta yang kau miliki
Taburlah benih itu disini,
Dihati ini
Agar gersangnya hati akan segera lari
Dan berganti cinta yang ikhlas bersemi
Aku mencintaimu dengan sepenuh hati
Terbersit sebuah ungkatan rasa hatiku
Untuk segera mengucap cinta padamu
Dan menjagamu sepenuh jiwaku
Kau…
Hadir dalam jiwaku
Saat aku mengalami kegelapan
Dan kegoncangan jiwa
Aku trauma
Kau padangi langkahku dengan senyuman
Kau sadarkan diriku dengan ketulusan cintamu
Hingga aku mampu menemukan sebuah kepingan
Kepingan cinta yang pernah runtuh dari diriku
Kau datang dihatiku dengan sebuah ketulusan hati
Serta setabur benih cinta yang kau miliki
Taburlah benih itu disini,
Dihati ini
Agar gersangnya hati akan segera lari
Dan berganti cinta yang ikhlas bersemi
Aku mencintaimu dengan sepenuh hati
Kuas Rindu
Saat lonceng malam mulai bergema
Burung camar kembali dalam pangkuan sarang
Kelelawar mulai mengepakkan sayap mencari makan
Aku kembali lagi seperti malam sebelumnya
Hanya menguaskan penaku pada langit malam
Untuk mengukir wajah yang memikat hatiku
Sorot mata nya tak pernah bertemu
Namun terbayang dengan sempurna diujung mataku
Berusaha untuk menyempurnakan sebuah goresan senyum
Sebuah senyuman yang selalu mengembang
Walau aku belum pernah bertemu dengan dirinya
Hanya lewat Handhpone dan bercakap didunia maya
Begitu dekat…begitu nyata
Saat kau sapa telingaku dengan suaramu yang merdu
Ada sekeping kerinduan yang aku wakilkan lewat puisi
Bercampur dengan ungkapan sayang,
Yang bias terbaca lewat kesejukan mawar merah ini
Burung camar kembali dalam pangkuan sarang
Kelelawar mulai mengepakkan sayap mencari makan
Aku kembali lagi seperti malam sebelumnya
Hanya menguaskan penaku pada langit malam
Untuk mengukir wajah yang memikat hatiku
Sorot mata nya tak pernah bertemu
Namun terbayang dengan sempurna diujung mataku
Berusaha untuk menyempurnakan sebuah goresan senyum
Sebuah senyuman yang selalu mengembang
Walau aku belum pernah bertemu dengan dirinya
Hanya lewat Handhpone dan bercakap didunia maya
Begitu dekat…begitu nyata
Saat kau sapa telingaku dengan suaramu yang merdu
Ada sekeping kerinduan yang aku wakilkan lewat puisi
Bercampur dengan ungkapan sayang,
Yang bias terbaca lewat kesejukan mawar merah ini
Bersyukur
Tak ku sangka kau hadir dalam hidupku
Kau penulis semua impian hidupku
Sungguh Tuhan aku bersyukur padadu
Kau ijinkan aku untuk mencintainya
Kau terbaik yg pernah ku miliki
Jangan kau pergi dariku
Namun bila harus berpisah
Ku ingin kau tau, kaulah yang terbaik untukku
Perpisahan ini tak pernah ku inginkan
Namun ku yakin ini yg terbaik
Mungkin kisah kita telah usai
Namun ku tetap bersyukur
Cintaku akan selalu tetap untukmu
Walau berpisah namun hatiku bersamamu..
Kau penulis semua impian hidupku
Sungguh Tuhan aku bersyukur padadu
Kau ijinkan aku untuk mencintainya
Kau terbaik yg pernah ku miliki
Jangan kau pergi dariku
Namun bila harus berpisah
Ku ingin kau tau, kaulah yang terbaik untukku
Perpisahan ini tak pernah ku inginkan
Namun ku yakin ini yg terbaik
Mungkin kisah kita telah usai
Namun ku tetap bersyukur
Cintaku akan selalu tetap untukmu
Walau berpisah namun hatiku bersamamu..
Keinginan
Resah rintik hujan
Tak henti menemani
Malam sunyi ini
Sejak dirimu jauh dari pelukanku
Selamat jalan cinta
Kejarlah cita citamu
Jangan kau ragu tuk melangkah
Demi masa depan yang cerah
Segala kemungkinjn
Jangan kau risaukan
Air mata yang jatuh membasahi wajahku
Kan pun mengerti sungguh besar hatimu bagi hidupku
Suatu hari nanti
Kita kan ku pastikan
Bersama berdua lagi?
Tak henti menemani
Malam sunyi ini
Sejak dirimu jauh dari pelukanku
Selamat jalan cinta
Kejarlah cita citamu
Jangan kau ragu tuk melangkah
Demi masa depan yang cerah
Segala kemungkinjn
Jangan kau risaukan
Air mata yang jatuh membasahi wajahku
Kan pun mengerti sungguh besar hatimu bagi hidupku
Suatu hari nanti
Kita kan ku pastikan
Bersama berdua lagi?
Bayangmu Kembali Bertamu
Deru Debu menepikan waktu
tiba-tiba ku teringat pada perempuan lampau
Selintas bayang itu datang kembali di depan pintu
Mengetuk diri dalam membaui wangi itu
telah kupinang segenap angan
ah, mengapa ingin selalu kupungut kenangan
dapatkah Kau labuhkan diri untuk sekadar berbincang
sudah berapa lama bayangmu telah menghilang
setiap bayang lampau kembali bertamu
mengingatkan senyum manis pada bibir merah jambu
Teringat kisah lalu saling merayu
Antara aku dan dia pada kala itu
setiap kubuka jubah mimpi
Bidadari indah berkaca mata terlihat berlari
menghindari diri tak terpungkiri
Dan tersadari semua kini telah terakhiri
Linu lendam ditusuk ara rasa itu
ingatkan pada runcing cinta menghujam hati kala itu
sudah saatnya aku mesti pergi sendiri.
sebab ketika bersama mimpi serasa mati
tiba-tiba ku teringat pada perempuan lampau
Selintas bayang itu datang kembali di depan pintu
Mengetuk diri dalam membaui wangi itu
telah kupinang segenap angan
ah, mengapa ingin selalu kupungut kenangan
dapatkah Kau labuhkan diri untuk sekadar berbincang
sudah berapa lama bayangmu telah menghilang
setiap bayang lampau kembali bertamu
mengingatkan senyum manis pada bibir merah jambu
Teringat kisah lalu saling merayu
Antara aku dan dia pada kala itu
setiap kubuka jubah mimpi
Bidadari indah berkaca mata terlihat berlari
menghindari diri tak terpungkiri
Dan tersadari semua kini telah terakhiri
Linu lendam ditusuk ara rasa itu
ingatkan pada runcing cinta menghujam hati kala itu
sudah saatnya aku mesti pergi sendiri.
sebab ketika bersama mimpi serasa mati
Alam Dalam Masa
Sepetang senja yang cerah
Aku menunggang jentera beroda
Membelah angin menghembus
Merempuh udara yang menerjah
Dalam pencarian..
Mencari makna alam dan masa
Dalam perjalanan senja itu
Merasa akan ku bayu yang bercerita
tentang gondolan nafsu serakah
Yang buas meneroka
Yang kejam membuat noda
Satu persatu Ciptaan Allah
Dari hujung jalan merah menyala
Terbentang kerakusan yang nyata parah
Aku melihat kau hancur
oleh tangan yang kasar
Kau menjadi cacat!
Kau hilang akibat..
Kau punah
Menjadi debu dan pasir
Untuk kita kita dewasa ini
Aku yang tak mampu
Melihat dan menolong
Hanya mampu sekadar
Mendengar bayu menangis
Melihat kekejaman
Ciptaan kita.
Aku menunggang jentera beroda
Membelah angin menghembus
Merempuh udara yang menerjah
Dalam pencarian..
Mencari makna alam dan masa
Dalam perjalanan senja itu
Merasa akan ku bayu yang bercerita
tentang gondolan nafsu serakah
Yang buas meneroka
Yang kejam membuat noda
Satu persatu Ciptaan Allah
Dari hujung jalan merah menyala
Terbentang kerakusan yang nyata parah
Aku melihat kau hancur
oleh tangan yang kasar
Kau menjadi cacat!
Kau hilang akibat..
Kau punah
Menjadi debu dan pasir
Untuk kita kita dewasa ini
Aku yang tak mampu
Melihat dan menolong
Hanya mampu sekadar
Mendengar bayu menangis
Melihat kekejaman
Ciptaan kita.
Bingung
Malam yang begitu gelap
Malam yang begitu dingin
Langit yang tak berbintang
Langit yang begitu mendung
Dikegelapan malamku..
Tersimpan rasa kebingungan
Bingung untuk memilih
Bingung untuk menjawab
Bingung untuk memilih keputusan
Ya Allah…
Ya Robbi..
Tunjukanlah jalanmu..
Berikanlah hamba kekuatan ..
Hanya padamulah hamba meminta dan memohon..
Keluarkanlah aku dari kebingunganku
Berikanlah jawaban dari semua kebingunganku. .
Aku berharap ..
Kegelapan dimalam inimemberikan kedamaian dalam hatiku
Memberikan ketenangan dalam diriku
Aku hanya manusia yang tak berdaya
Hanya do’a dan harapan yang aku panjatkan..
Malam yang begitu dingin
Langit yang tak berbintang
Langit yang begitu mendung
Dikegelapan malamku..
Tersimpan rasa kebingungan
Bingung untuk memilih
Bingung untuk menjawab
Bingung untuk memilih keputusan
Ya Allah…
Ya Robbi..
Tunjukanlah jalanmu..
Berikanlah hamba kekuatan ..
Hanya padamulah hamba meminta dan memohon..
Keluarkanlah aku dari kebingunganku
Berikanlah jawaban dari semua kebingunganku. .
Aku berharap ..
Kegelapan dimalam inimemberikan kedamaian dalam hatiku
Memberikan ketenangan dalam diriku
Aku hanya manusia yang tak berdaya
Hanya do’a dan harapan yang aku panjatkan..
Arti Buatmu
Buatmu…
Aku hanyalah setitik awan kecil di langit…
Yang akan terbang saat angin datang menghembus
Bagimu….
Aku adalah puisi cinta yg kau ukir di pasir…
Yang akan terhapus saat ombak datang menghempas…
Dan untukmu….
Aku adalah pelabuhan hati saat kerinduan hadir di hatimu….
Lalu kau kembali berlayar….
Ketika rindumu berlabuh sesaat…
Aku hanyalah setitik awan kecil di langit…
Yang akan terbang saat angin datang menghembus
Bagimu….
Aku adalah puisi cinta yg kau ukir di pasir…
Yang akan terhapus saat ombak datang menghempas…
Dan untukmu….
Aku adalah pelabuhan hati saat kerinduan hadir di hatimu….
Lalu kau kembali berlayar….
Ketika rindumu berlabuh sesaat…
Sepasang Bola Mata
Rona wajah meratap di altar kebahagiaan
Beraroma gincu berirama syahdu
Mengukir senyum terbalut kepuraan
Terselimuti gaun bermahkota
Wajah lugu berhiaskan jejaring rasa
Menyembunyikan kesedihan di balik jubah kuning
Meronta-ronta naik di altar kebahagiaan
Gincu berlalu bersama kristal bening
Potret si kembang duduk bersama pangeran
Bola mata di bawah altar kebahagiaan
Berbinar memandang gaun diemaskan
Menyelam ke dalam samudra merah jambu
Menemukan noktah merah merona
Rupanya si kembang meronta menelusuri lilitan duri
Duhai kembang bergaun diemaskan
Terbanglah engkau bersama waktu yang terus menari
Mengarungi semesta bersama tarian jiwa
Lenyapkan kerisauanmu akan binarnya sepasang bola mata
Sepasang bola mata tetap tersenyum
Dan akan tetap melukis senyuman
Meski dengan warna yang retak
Beraroma gincu berirama syahdu
Mengukir senyum terbalut kepuraan
Terselimuti gaun bermahkota
Wajah lugu berhiaskan jejaring rasa
Menyembunyikan kesedihan di balik jubah kuning
Meronta-ronta naik di altar kebahagiaan
Gincu berlalu bersama kristal bening
Potret si kembang duduk bersama pangeran
Bola mata di bawah altar kebahagiaan
Berbinar memandang gaun diemaskan
Menyelam ke dalam samudra merah jambu
Menemukan noktah merah merona
Rupanya si kembang meronta menelusuri lilitan duri
Duhai kembang bergaun diemaskan
Terbanglah engkau bersama waktu yang terus menari
Mengarungi semesta bersama tarian jiwa
Lenyapkan kerisauanmu akan binarnya sepasang bola mata
Sepasang bola mata tetap tersenyum
Dan akan tetap melukis senyuman
Meski dengan warna yang retak
Keikhlasan
Keikhlasan sifatnya non material
Rela hati menelusuri kehidupan
Dengan tetesan keringat dan air mata
Dengan pengorbanan sebuah eksistensi diri
Hanya untuk mengubah paradigma semesta
Keikhlasan bagian dari spiritualitas
Sedang spiritualitas tak terukur oleh material
Wajah yang manis menjadi legam
Terkena panasnya terik sang surya
Hanya untuk mengharmonisasikan semesta.
Adakah keikhlasan tersimbolkan
Sedangkan simbol adalah representase makna
Bukankah simbol tuntutan syariat
Dalam upaya menapaki jalan spiritual
Ataukah keikhlasan tersimbolkan dalam bentuk kepanitiaan di LK
Tersimbolkan melalui tetesan keringat peluh tanpa bahasa
Keikhlasan adalah bagian dari spiritualitas
Menemukan spiritualitas melalui keikhlasan memberi
Dan tersingkapnya tabir
Jadikanlah diri milik semesta
Semesta merindukan sentuhan dan belaian tangan kita.
Rela hati menelusuri kehidupan
Dengan tetesan keringat dan air mata
Dengan pengorbanan sebuah eksistensi diri
Hanya untuk mengubah paradigma semesta
Keikhlasan bagian dari spiritualitas
Sedang spiritualitas tak terukur oleh material
Wajah yang manis menjadi legam
Terkena panasnya terik sang surya
Hanya untuk mengharmonisasikan semesta.
Adakah keikhlasan tersimbolkan
Sedangkan simbol adalah representase makna
Bukankah simbol tuntutan syariat
Dalam upaya menapaki jalan spiritual
Ataukah keikhlasan tersimbolkan dalam bentuk kepanitiaan di LK
Tersimbolkan melalui tetesan keringat peluh tanpa bahasa
Keikhlasan adalah bagian dari spiritualitas
Menemukan spiritualitas melalui keikhlasan memberi
Dan tersingkapnya tabir
Jadikanlah diri milik semesta
Semesta merindukan sentuhan dan belaian tangan kita.
Wanita Solehah
Laksana rembulan...
Menyinari insan bumi.
Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.
Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.
Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.
Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.
Menyinari insan bumi.
Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.
Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.
Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.
Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.
Ikrar
Entah...
Dalam dekapan rasa
Untuk berapa kali aku duduk di sini.
Entah...
Dalam dekapan rindu.
Berapa kali lagi aku akan di sini.
Saat ini...
Dengan segala asa.
Masih duduk di dermaga tua ini.
Entah...sampai kapan aku di sini
Mungkin...ya...mungkin.
Sampai tidak ada lagi dermaga
Di kota ini.
Entahlah...
Dalam dekapan rasa
Untuk berapa kali aku duduk di sini.
Entah...
Dalam dekapan rindu.
Berapa kali lagi aku akan di sini.
Saat ini...
Dengan segala asa.
Masih duduk di dermaga tua ini.
Entah...sampai kapan aku di sini
Mungkin...ya...mungkin.
Sampai tidak ada lagi dermaga
Di kota ini.
Entahlah...
Entah
Entah...
Dalam dekapan rasa
Untuk berapa kali aku duduk di sini.
Entah...
Dalam dekapan rindu.
Berapa kali lagi aku akan di sini.
Saat ini...
Dengan segala asa.
Masih duduk di dermaga tua ini.
Entah...sampai kapan aku di sini
Mungkin...ya...mungkin.
Sampai tidak ada lagi dermaga
Di kota ini.
Entahlah...
Dalam dekapan rasa
Untuk berapa kali aku duduk di sini.
Entah...
Dalam dekapan rindu.
Berapa kali lagi aku akan di sini.
Saat ini...
Dengan segala asa.
Masih duduk di dermaga tua ini.
Entah...sampai kapan aku di sini
Mungkin...ya...mungkin.
Sampai tidak ada lagi dermaga
Di kota ini.
Entahlah...
Seputih Hati
saat ini aku akan pergi jauh.
demi kerinduanku yang semakin sangat..
demi sebuah pengabdian.
pada ayah bunda
jujur aku akui
aku masih mengingatmu...
Dan...
aku tak akan bisa melupakanmu.
Dan...yakinlah
aku akan menunggumu di dermaga.
demi kerinduanku yang semakin sangat..
demi sebuah pengabdian.
pada ayah bunda
jujur aku akui
aku masih mengingatmu...
Dan...
aku tak akan bisa melupakanmu.
Dan...yakinlah
aku akan menunggumu di dermaga.
Rindu
Kawan...janganlah katakan
Bahwa aku melarikan diri dari perjuangan
Sesungguhnya aku baru memulainya
Di kejauhan aku merasa tersiksa
Suka-duka yang aku lewati sendirian
Tak akan bisa tergantikan
Dan tak seindah selain bersama kalian
Aku rindu tuk menyelimuti para kader Kohati
Dikala malam saat mereka terlelap
Rindu kemarahan dan air mata para kader ikhwan
Karena aku selalu dituduh mencipta masalah.
Kepergianku untuk menjauh dari kalian
Bukan karena aku membawa masalah
Sungguh...apa yang ku lakukan demi kebahagiaan keluarga
Meskipun mempengaruhi sebuah eksistensi.
Kawan...
Ber-HMI harus ikhlas dan sabar
Dan dengan niatan tulus dan suci tanpa tendensi
Seandainya..kalian menghadapi suatu masalah
Anggaplah itu adalah bunga romantisme
Ritmes dari suatu perjuangan
Janganlah tak ada sapa
Janganlah tak ada senyum
Janganlah ada kata melarikan diri dari sekret
Dan...
Janganlah ada kata pengunduran diri
Meskipun telah terjadi konfrensi luar biasa.
Bahwa aku melarikan diri dari perjuangan
Sesungguhnya aku baru memulainya
Di kejauhan aku merasa tersiksa
Suka-duka yang aku lewati sendirian
Tak akan bisa tergantikan
Dan tak seindah selain bersama kalian
Aku rindu tuk menyelimuti para kader Kohati
Dikala malam saat mereka terlelap
Rindu kemarahan dan air mata para kader ikhwan
Karena aku selalu dituduh mencipta masalah.
Kepergianku untuk menjauh dari kalian
Bukan karena aku membawa masalah
Sungguh...apa yang ku lakukan demi kebahagiaan keluarga
Meskipun mempengaruhi sebuah eksistensi.
Kawan...
Ber-HMI harus ikhlas dan sabar
Dan dengan niatan tulus dan suci tanpa tendensi
Seandainya..kalian menghadapi suatu masalah
Anggaplah itu adalah bunga romantisme
Ritmes dari suatu perjuangan
Janganlah tak ada sapa
Janganlah tak ada senyum
Janganlah ada kata melarikan diri dari sekret
Dan...
Janganlah ada kata pengunduran diri
Meskipun telah terjadi konfrensi luar biasa.
Bagaimana kau akan tahu
Bagaimana kau akan tahu
Segala perasaan yang membebaniku
Sedang jarak memisahkan aku denganmu
Bagaimana kau akan tahu
Bahwa aku disini begitu mengingatmu
Sedang kita tak pernah berkata.
Bagaimana kau akan tahu
Hatiku tak mampu berpaling
Sedang dirimu selalu merasa ragu
Bagaimana....
Segala perasaan yang membebaniku
Sedang jarak memisahkan aku denganmu
Bagaimana kau akan tahu
Bahwa aku disini begitu mengingatmu
Sedang kita tak pernah berkata.
Bagaimana kau akan tahu
Hatiku tak mampu berpaling
Sedang dirimu selalu merasa ragu
Bagaimana....
Luka Hati
Aku disini terdiam
Tersentak tanpa kata
Seakan dunia gelap oleh kabut
Seolah cahaya hilang di telannya
Ku mencintai bukan membenci
Ketika ku coba untuk memahami
Arti cinta sebnarnya
Tapi kenapa hanya luka yang ku dapat
Kini ku coba untuk merajut kembali sehelai demi sehelai
Ketika rajutan itu akan utuh kau hancurkan dengan
Dengan sebuah silet tajam
Kau sayat seolah kau tak mempuyai rasa
Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karma ku mencintai
Buka ,aku yang di cintai
Semoga kau bahagia
Dengan luka ku ini
Semoga kau tenang
Dengan pederitaan hati
Sesungguhnya tuhan melihat
Mendengar
Dan mersakan
Apa yg kurasa
Dia tak diam
Tapi dia selalu mendengar do’a ku
Suatu saat kau akan tau
Arti cinta sebenar nya..
Tersentak tanpa kata
Seakan dunia gelap oleh kabut
Seolah cahaya hilang di telannya
Ku mencintai bukan membenci
Ketika ku coba untuk memahami
Arti cinta sebnarnya
Tapi kenapa hanya luka yang ku dapat
Kini ku coba untuk merajut kembali sehelai demi sehelai
Ketika rajutan itu akan utuh kau hancurkan dengan
Dengan sebuah silet tajam
Kau sayat seolah kau tak mempuyai rasa
Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karma ku mencintai
Buka ,aku yang di cintai
Semoga kau bahagia
Dengan luka ku ini
Semoga kau tenang
Dengan pederitaan hati
Sesungguhnya tuhan melihat
Mendengar
Dan mersakan
Apa yg kurasa
Dia tak diam
Tapi dia selalu mendengar do’a ku
Suatu saat kau akan tau
Arti cinta sebenar nya..
Kepalsuan
Kau berikan padaku,
setangkai mawar,
sebagai pertimbangan untukku,
juga sebagai harga tawar….
Kau tuliskan untukku,
secarik kata puisi,
untukku darimu,
untuk ungkapkan yg terganti….
Seperti mawar yg kau beri,
secarik puisi yg kau beri,
dan semua rasa yg telah kau tunjukan….
Tapi,
ku tak’an pernah tahu,
bahwa itu semua hanyalah,
KEPALSUAN
setangkai mawar,
sebagai pertimbangan untukku,
juga sebagai harga tawar….
Kau tuliskan untukku,
secarik kata puisi,
untukku darimu,
untuk ungkapkan yg terganti….
Seperti mawar yg kau beri,
secarik puisi yg kau beri,
dan semua rasa yg telah kau tunjukan….
Tapi,
ku tak’an pernah tahu,
bahwa itu semua hanyalah,
KEPALSUAN
Harapan yg sirna
Kujalani hari2ku penuh duri
dgn melang penuh harapan.
Walau banyak aral dan tantangan yg harus kutempuh,
namun semangatku tak pernah pudar.
Tak peduli hujan atau kemarau, aku selalu bertekad
tuk menggapai cinta darimu.
Namun.. Apa yg terjadi..
Semua berahir dengan sia2
yg membawa luka dan air mata.
Oh.. Andai saja kamu dpt melihat bekasnya,
Cukup dlm luka yg kau goreskan.
Yg membuatku patah dlm harapan.
Dlm runduk ku terdiam. Kini kusadari sendiri.
Tuk menggapai cintamu,
kini kubersiap menuju sunyi tampa nama dan cintamu lagi
dgn melang penuh harapan.
Walau banyak aral dan tantangan yg harus kutempuh,
namun semangatku tak pernah pudar.
Tak peduli hujan atau kemarau, aku selalu bertekad
tuk menggapai cinta darimu.
Namun.. Apa yg terjadi..
Semua berahir dengan sia2
yg membawa luka dan air mata.
Oh.. Andai saja kamu dpt melihat bekasnya,
Cukup dlm luka yg kau goreskan.
Yg membuatku patah dlm harapan.
Dlm runduk ku terdiam. Kini kusadari sendiri.
Tuk menggapai cintamu,
kini kubersiap menuju sunyi tampa nama dan cintamu lagi
Hingga
Hingga detik ini
Hingga hari ini
Hingga bulan ini bahkan
Aku masih menyayangimu
Aku masih mencintaimu
Aku masih menyukaimu
Walaupun..
Waktu telah berlalu begitu lamanya
dan aku tlah dimiliki orang lain
Tapi cintaku..
Cintaku untukmu takkan pernah lekang oleh waktu
Cintaku takkan kubri untuk orang lain slain dirimu
Cintaku abadi hanya untuk dirimu
Cintaku bukanlah ia yang memiliki
Karena..Hanya kau yg ada dihati ini
Hanya namamu yg sudah terukir abadi
Hanya dirimu yg sanggup menenangkan hati yg galau ini
Hanya kau..tak ada lagi yang lain
Hingga hari ini
Hingga bulan ini bahkan
Aku masih menyayangimu
Aku masih mencintaimu
Aku masih menyukaimu
Walaupun..
Waktu telah berlalu begitu lamanya
dan aku tlah dimiliki orang lain
Tapi cintaku..
Cintaku untukmu takkan pernah lekang oleh waktu
Cintaku takkan kubri untuk orang lain slain dirimu
Cintaku abadi hanya untuk dirimu
Cintaku bukanlah ia yang memiliki
Karena..Hanya kau yg ada dihati ini
Hanya namamu yg sudah terukir abadi
Hanya dirimu yg sanggup menenangkan hati yg galau ini
Hanya kau..tak ada lagi yang lain
Sampai Saat Ini
Selamat berpisah kenangan bercinta..
Aku yang kini terbatas oleh waktu
Hanya bisa tertunduk, menahan sesak beban didalam dada…
Seakan tak ada lagi udara yang dapat aku hirup….dan hembuskan…
Kakiku seperti terbelenggu, tubuhku seakan kaku, bibirku kelu… karna jiwaku kini tak sanggup lagi menahan rindu… Aku yang kini terbatas oleh waktu hanya bisa menunggu, kapan hari-hariku bisa bersandar, dalam pelukanmu…
Andai suatu saat nanti, waktu akan berpihak kepadaku… Akan kutebus waktu-waktu yang hilang bersamamu, akan kuhembuskan nafas terakhirku dengan ucapkan kata cinta ditelingamu… Akan kupeluk erat-erat ragamu hingga kuharap mungkin jiwa kita bisa bersatu…
Sayang…genggaman tanganmu perlahan mulai melemah, tatapan matamu padaku kini tak setajam dulu… Senyumumu tak semanis waktu itu, kini…….wajahku merunduk…saat pandangan kita bertemu,..
maaf….memang kuakui, sampai saat ini aku masih tetap tak bisa menjadi seperti apa yang kamu mau…andai kau tau arti semua ini…
Aku cinta padamu
Aku yang kini terbatas oleh waktu
Hanya bisa tertunduk, menahan sesak beban didalam dada…
Seakan tak ada lagi udara yang dapat aku hirup….dan hembuskan…
Kakiku seperti terbelenggu, tubuhku seakan kaku, bibirku kelu… karna jiwaku kini tak sanggup lagi menahan rindu… Aku yang kini terbatas oleh waktu hanya bisa menunggu, kapan hari-hariku bisa bersandar, dalam pelukanmu…
Andai suatu saat nanti, waktu akan berpihak kepadaku… Akan kutebus waktu-waktu yang hilang bersamamu, akan kuhembuskan nafas terakhirku dengan ucapkan kata cinta ditelingamu… Akan kupeluk erat-erat ragamu hingga kuharap mungkin jiwa kita bisa bersatu…
Sayang…genggaman tanganmu perlahan mulai melemah, tatapan matamu padaku kini tak setajam dulu… Senyumumu tak semanis waktu itu, kini…….wajahku merunduk…saat pandangan kita bertemu,..
maaf….memang kuakui, sampai saat ini aku masih tetap tak bisa menjadi seperti apa yang kamu mau…andai kau tau arti semua ini…
Aku cinta padamu
Cinta Sejati............
Ku tatap matamu ketika bertemu
Ku temui warna-warni masa depanku di sana
Sejak saat itu aku tahu bahwa hanya kau yang terindah
Ku katakan cinta meski belum semuanya jelas
Saat itu kau tersenyum
Telah kau sambut perasaan ini
Dan gelap malamku telah kau terangi
Kini pagi kian sejuk dengan suaramu
Tiap hembusan nafas bisa kurasakan detak hatiku
Ada kamu di sana
Sungguh aku memujamu
Ku tuangkan semuanya dalam lagu dan puisi
sampai kapanpun kisahnya takkan pernah berubah
Datanglah hari yang ku takutkan
Ketika cinta ini diuji dan keyakinan kita goyah
Aku terperangkap di dunia lain
Dunia yang tak pernah ku tahu apakah hitam atau putih
Ku jalani hari-hari disana dan akupun berubah
Aku butuh kamu saat itu
Namun aku ragu
Apakah cinta kita tetap kau pegang teguh
Atau telah sirna sejak aku bukan diriku
Kucari jawaban itu
Keyakinanku pun kian menipis
Kita berpisah…mungkin itu jalan yang terbaik
Waktu demi waktu
Semua itu menyadarkanku akan betapa kau begitu berarti
Bagai air yang tak mungkin bumi hidup tanpanya
Atau pohon yang memberi kita udara
Aku butuh kamu
Ku coba raih lagi cinta itu
Namun cerita indah sulit sekali tertulis untuk kedua kali
Begitu banyak rintangan yang datang atau pergi meninggalkan galau di hati
Kadang aku duduk menanti di ujung fajar
Kau malah bergandengan tangan menatap senja
Lalu kau mencariku di pagi buta
Kau harap fajar masih menunggu
Aku malah memeluk bayangan lain sesaat sebelum kau tiba
Dan akhirnya kita bisa bertemu disaat mathari mulai terbenam
Aku diam tak tahu harus berkata apa
Kau pasti berharap aku akan mengatakannya lagi
Sebait puisi yang hilang
Namun aku bukanlah aku
Aku sadari siapa diriku kini
Aku telah terjebak pada jaln yang menyesatkan
Yang tak mungkin kau berada bersamaku
Seribu pertanyaan telah ku tinggalkan
Ketika sang surya datang menyapa aku telah pergi
Aku hanya memberimu beberapa detik setiap tehunnya
Tak sebanding dengan apa yang kutinggalkan
Terlambat…
Pada akhirnya kau telah memilih jalanmu
Saat semua masa laluku telah aku tinggalkan
Sekedar ingin ku meraihmu lagi
Ku cari persimpangan hati kita namun tak pernah ku temui
Akupun berlabuh pada samudra yang lain
10 tahun sudah
Cerita kita tetap selalu indah
Karena apapun yang terjadi adalah hal yang tak mungkin aku lupakan
10 tahun sudah
Kini kamu hadir kembali
Hadir sebagi seseorang yang pernah dan selalu ku cintai
Aku cukup bahagia bisa mendengar lagi suaramu
Meski kini kau telah memakai cincin yang lain
Arti hadirmu tak hanya mewarnai lembaran cinta
Kau telah mengubah hidupku menjadi lebih berarti
Dan jika suatu hari aku telah berada pada puncak cita-citaku
Semua itu karena Tuhan telah menghadirkanmu
Ku temui warna-warni masa depanku di sana
Sejak saat itu aku tahu bahwa hanya kau yang terindah
Ku katakan cinta meski belum semuanya jelas
Saat itu kau tersenyum
Telah kau sambut perasaan ini
Dan gelap malamku telah kau terangi
Kini pagi kian sejuk dengan suaramu
Tiap hembusan nafas bisa kurasakan detak hatiku
Ada kamu di sana
Sungguh aku memujamu
Ku tuangkan semuanya dalam lagu dan puisi
sampai kapanpun kisahnya takkan pernah berubah
Datanglah hari yang ku takutkan
Ketika cinta ini diuji dan keyakinan kita goyah
Aku terperangkap di dunia lain
Dunia yang tak pernah ku tahu apakah hitam atau putih
Ku jalani hari-hari disana dan akupun berubah
Aku butuh kamu saat itu
Namun aku ragu
Apakah cinta kita tetap kau pegang teguh
Atau telah sirna sejak aku bukan diriku
Kucari jawaban itu
Keyakinanku pun kian menipis
Kita berpisah…mungkin itu jalan yang terbaik
Waktu demi waktu
Semua itu menyadarkanku akan betapa kau begitu berarti
Bagai air yang tak mungkin bumi hidup tanpanya
Atau pohon yang memberi kita udara
Aku butuh kamu
Ku coba raih lagi cinta itu
Namun cerita indah sulit sekali tertulis untuk kedua kali
Begitu banyak rintangan yang datang atau pergi meninggalkan galau di hati
Kadang aku duduk menanti di ujung fajar
Kau malah bergandengan tangan menatap senja
Lalu kau mencariku di pagi buta
Kau harap fajar masih menunggu
Aku malah memeluk bayangan lain sesaat sebelum kau tiba
Dan akhirnya kita bisa bertemu disaat mathari mulai terbenam
Aku diam tak tahu harus berkata apa
Kau pasti berharap aku akan mengatakannya lagi
Sebait puisi yang hilang
Namun aku bukanlah aku
Aku sadari siapa diriku kini
Aku telah terjebak pada jaln yang menyesatkan
Yang tak mungkin kau berada bersamaku
Seribu pertanyaan telah ku tinggalkan
Ketika sang surya datang menyapa aku telah pergi
Aku hanya memberimu beberapa detik setiap tehunnya
Tak sebanding dengan apa yang kutinggalkan
Terlambat…
Pada akhirnya kau telah memilih jalanmu
Saat semua masa laluku telah aku tinggalkan
Sekedar ingin ku meraihmu lagi
Ku cari persimpangan hati kita namun tak pernah ku temui
Akupun berlabuh pada samudra yang lain
10 tahun sudah
Cerita kita tetap selalu indah
Karena apapun yang terjadi adalah hal yang tak mungkin aku lupakan
10 tahun sudah
Kini kamu hadir kembali
Hadir sebagi seseorang yang pernah dan selalu ku cintai
Aku cukup bahagia bisa mendengar lagi suaramu
Meski kini kau telah memakai cincin yang lain
Arti hadirmu tak hanya mewarnai lembaran cinta
Kau telah mengubah hidupku menjadi lebih berarti
Dan jika suatu hari aku telah berada pada puncak cita-citaku
Semua itu karena Tuhan telah menghadirkanmu
DUNIA TANPA WARNA
Aku ini tuna netra yang bahagia
pernahkah kau tahu dunia yang maya?
Inilah duniaku yang tanpa warna
Takutkah kau pada gulita?
Takutkah kau pada terang benderang?
Kilauan cahaya yang gemintang
pada merah jingga surga dunia…
Teman,
sungguh ku takut pada semua itu
takut pada gelap rawan sisi hatiku
yang kan menutupi kilau suci kalam Illahi
Biarlah teman,
kusyukuri duniaku ini
dunia yang sarat makna suara
mungkin inilah cara Tuhan memuliakanku
menobatkan mataku menjadi mata terindah
karena ia suci dari hal-hal yang keji
biarlah teman…
biarkan aku percaya
bahwa biji mataku kan dapat melihat di surga
pernahkah kau tahu dunia yang maya?
Inilah duniaku yang tanpa warna
Takutkah kau pada gulita?
Takutkah kau pada terang benderang?
Kilauan cahaya yang gemintang
pada merah jingga surga dunia…
Teman,
sungguh ku takut pada semua itu
takut pada gelap rawan sisi hatiku
yang kan menutupi kilau suci kalam Illahi
Biarlah teman,
kusyukuri duniaku ini
dunia yang sarat makna suara
mungkin inilah cara Tuhan memuliakanku
menobatkan mataku menjadi mata terindah
karena ia suci dari hal-hal yang keji
biarlah teman…
biarkan aku percaya
bahwa biji mataku kan dapat melihat di surga
Mengapa Aku Sayang Padamu?
matamu memandang mataku,
jemarimu menyentuh jemariku,
kau tersenyum, aku tersipu;
awal kasih yang sederhana,
karena
Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi
yang selalu membangunkan
kau singkap kelambu hatiku,
kau tuang anggur dalam cawanku,
dua centi meter dari dasarnya,
'aku tak ingin kau mabuk' katamu
karena
Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang
menemani malam
tak ada rangkaian kata yang mempesona,
kata-kataku tenggelam dalam dekapmu,
kata-katamu karam dalam rengkuhanku,
detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak
menggores, beriak namun tak jadi gelombang,
berayun lembut,
mengatupkan mataku matamu dalam indah
yang tak menjulang
karena
Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang
menghapus dahagaku
kau tak biarkan sedihku menjadi tangis,
kau tak biar tawaku jadi lupa,
kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar
aku bisa berjalan, berlari,
kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku,
agar aku bisa genggam dunia,
meraih harapan,
karena
Sayangmu selimut yang menentramkan
kau biarkan aku:
pergi dan datang dalam puisimu
memilih syair menulis kisah sendiri
karena
Sayangmu angin yang membimbing
kau bebaskan aku
jadi jiwa mandiri
karena itu
aku sayang padamu
sungguh...
jemarimu menyentuh jemariku,
kau tersenyum, aku tersipu;
awal kasih yang sederhana,
karena
Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi
yang selalu membangunkan
kau singkap kelambu hatiku,
kau tuang anggur dalam cawanku,
dua centi meter dari dasarnya,
'aku tak ingin kau mabuk' katamu
karena
Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang
menemani malam
tak ada rangkaian kata yang mempesona,
kata-kataku tenggelam dalam dekapmu,
kata-katamu karam dalam rengkuhanku,
detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak
menggores, beriak namun tak jadi gelombang,
berayun lembut,
mengatupkan mataku matamu dalam indah
yang tak menjulang
karena
Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang
menghapus dahagaku
kau tak biarkan sedihku menjadi tangis,
kau tak biar tawaku jadi lupa,
kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar
aku bisa berjalan, berlari,
kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku,
agar aku bisa genggam dunia,
meraih harapan,
karena
Sayangmu selimut yang menentramkan
kau biarkan aku:
pergi dan datang dalam puisimu
memilih syair menulis kisah sendiri
karena
Sayangmu angin yang membimbing
kau bebaskan aku
jadi jiwa mandiri
karena itu
aku sayang padamu
sungguh...
Kepada Seorang Ayah
Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu
Tanpa Judul
Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin
Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel
Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin
Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel
Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur
Kepergianmu
Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
Tiga Kata Satu arti
Tak Pernah Terungkap
Sebuah Misteri Dari Dirimu..
Kenyatan Begitu Jauh Dari Apa Yang Sebenarnya
Tak Begitu Jelas Dalam Pikiranmu
Apa Yang Ada Dalam Hatimu
Dari Sikap Smuanya Jelas
Dari Perbuatanmu Apalagi
Tapi Kenapa Semuanya Begitu Tak Nyata Dihatimu
Pengorbanan Yang Ku Berikan
Tak Begitu Melekat Dihatimu
Semua Hancur Sudah
Bersama Hilangnya Sebuah
Harapan Menggapai Mimpi..
Sebuah Misteri Dari Dirimu..
Kenyatan Begitu Jauh Dari Apa Yang Sebenarnya
Tak Begitu Jelas Dalam Pikiranmu
Apa Yang Ada Dalam Hatimu
Dari Sikap Smuanya Jelas
Dari Perbuatanmu Apalagi
Tapi Kenapa Semuanya Begitu Tak Nyata Dihatimu
Pengorbanan Yang Ku Berikan
Tak Begitu Melekat Dihatimu
Semua Hancur Sudah
Bersama Hilangnya Sebuah
Harapan Menggapai Mimpi..
Aku Tahu
aku tahu engkau diam di sudut itu
menghitung waktu dari jam tanganmu
sedang kepastian selalu menjauh darimu
aku tahu engkau mampu
habiskan hari-hari sepimu
menumpuk laksaan rindu
aku tahu engkau berusaha menghapus airmatamu
setiap ada orang menyapamu
setiap aku bertanya padamu untuk apa semua itu
aku tak tahu lagi apa yang aku tahu
dari dirimu yang membiarkan hatimu beku
sedang di sini ada sebuah hati menunggumu
menghitung waktu dari jam tanganmu
sedang kepastian selalu menjauh darimu
aku tahu engkau mampu
habiskan hari-hari sepimu
menumpuk laksaan rindu
aku tahu engkau berusaha menghapus airmatamu
setiap ada orang menyapamu
setiap aku bertanya padamu untuk apa semua itu
aku tak tahu lagi apa yang aku tahu
dari dirimu yang membiarkan hatimu beku
sedang di sini ada sebuah hati menunggumu
Kemana Kesetiaanmu?
Dimana arti sebuah kesetiaanmu
Janjimu yang pernah kau ucap dulu
Sungguh ku tak menyangka
Kau hianati diriku
Aku adalah orang yang benar-benar menyayangimu
Mencintaimu dengan sepenuh hatiku
Setelah kau tinggalkan ku sendiri
Yang bisa kulakukan hanyalah meratapinya
Tapi kini kusadar
Kau tak pantas untuk kau cintai
Kau begitu mengecewakanku
Begitu menyakitiku
Kan ku hapus semua kenangan kita
Janjimu yang pernah kau ucap dulu
Sungguh ku tak menyangka
Kau hianati diriku
Aku adalah orang yang benar-benar menyayangimu
Mencintaimu dengan sepenuh hatiku
Setelah kau tinggalkan ku sendiri
Yang bisa kulakukan hanyalah meratapinya
Tapi kini kusadar
Kau tak pantas untuk kau cintai
Kau begitu mengecewakanku
Begitu menyakitiku
Kan ku hapus semua kenangan kita
Entah mengapa
Hari berganti hari
Siang malam ku selalu ingat kamu
Sejak melihatmu
Hidupku begitu bahagia
Entah mengapa bayangan wajahmu
Begitu membuat diriku tak berdaya
Setiap kutatap matamu
Jantungku berdetak sangat cepat
Apa ini cinta?
Atau hanya perasaan sesaat saja?
Entahlah...
Ku tak dapat menjawabnya
Biarlah ini semua berjalan apa adanya
Siang malam ku selalu ingat kamu
Sejak melihatmu
Hidupku begitu bahagia
Entah mengapa bayangan wajahmu
Begitu membuat diriku tak berdaya
Setiap kutatap matamu
Jantungku berdetak sangat cepat
Apa ini cinta?
Atau hanya perasaan sesaat saja?
Entahlah...
Ku tak dapat menjawabnya
Biarlah ini semua berjalan apa adanya
Tolong
Raut wajahmu selalu terbayang
Suaramu selalu terngiang di telingaku
sentuhan tanganmu masih terasa
pelukanmu masih terasa hangat
Ku ingin selalu berada disisimu
ku mau ada saat kau terbangun
ku masih butuh belayan mesramu
ku tak mau kau pergi dariku
akankah dia dapat kumiliki kembali
akankah dia bisa kudapati lagi
Aku terjebak dalam lingkaran cinta
aku terjerembab dalam jurang asmara
tapi ku tak bisa berbuat apa-apa
ku hanya bisa terdiam dan membisu
aku memang seorang pecundang
aku memang gak punya keberanian
untuk berusaha mendapatkan kamu
untuk bisa hidup dengan kamu
tolong ajari aku...
tolong tuntun aku..
tolong bantu aku..
untuk bisa mendapatkan dirimu......
Suaramu selalu terngiang di telingaku
sentuhan tanganmu masih terasa
pelukanmu masih terasa hangat
Ku ingin selalu berada disisimu
ku mau ada saat kau terbangun
ku masih butuh belayan mesramu
ku tak mau kau pergi dariku
akankah dia dapat kumiliki kembali
akankah dia bisa kudapati lagi
Aku terjebak dalam lingkaran cinta
aku terjerembab dalam jurang asmara
tapi ku tak bisa berbuat apa-apa
ku hanya bisa terdiam dan membisu
aku memang seorang pecundang
aku memang gak punya keberanian
untuk berusaha mendapatkan kamu
untuk bisa hidup dengan kamu
tolong ajari aku...
tolong tuntun aku..
tolong bantu aku..
untuk bisa mendapatkan dirimu......
Mana Kesetiaanmu
Dimana arti sebuah kesetiaanmu
Janjimu yang pernah kau ucap dulu
Sungguh ku tak menyangka
Kau hianati diriku
Aku adalah orang yang benar-benar menyayangimu
Mencintaimu dengan sepenuh hatiku
Setelah kau tinggalkan ku sendiri
Yang bisa kulakukan hanyalah meratapinya
Tapi kini kusadar
Kau tak pantas untuk kau cintai
Kau begitu mengecewakanku
Begitu menyakitiku
Kan ku hapus semua kenangan kita
Janjimu yang pernah kau ucap dulu
Sungguh ku tak menyangka
Kau hianati diriku
Aku adalah orang yang benar-benar menyayangimu
Mencintaimu dengan sepenuh hatiku
Setelah kau tinggalkan ku sendiri
Yang bisa kulakukan hanyalah meratapinya
Tapi kini kusadar
Kau tak pantas untuk kau cintai
Kau begitu mengecewakanku
Begitu menyakitiku
Kan ku hapus semua kenangan kita
Puisi Cinta
Bersamamu telah kujalani
Separuh kisah cinta ini
hatiku…merasa tenang denganmu
Bahagia terjaga cintamu
Namun…
Itu dulu kasih
Saat dirimu masih disampingku
Kini kau hilang bersama mentari
Mengubah gelap hariku
Memang cinta
Tak seperti yang kukira
Dan akhirnya aku mati bersama cinta ini
Separuh kisah cinta ini
hatiku…merasa tenang denganmu
Bahagia terjaga cintamu
Namun…
Itu dulu kasih
Saat dirimu masih disampingku
Kini kau hilang bersama mentari
Mengubah gelap hariku
Memang cinta
Tak seperti yang kukira
Dan akhirnya aku mati bersama cinta ini
Hadirmu
Hari berganti hari
Siang malam ku selalu ingat kamu
Sejak melihatmu
Hidupku begitu bahagia
Entah mengapa bayangan wajahmu
Begitu membuat diriku tak berdaya
Setiap kutatap matamu
Jantungku berdetak sangat cepat
Apa ini cinta?
Atau hanya perasaan sesaat saja?
Entahlah...
Ku tak dapat menjawabnya
Biarlah ini semua berjalan apa adanya
Siang malam ku selalu ingat kamu
Sejak melihatmu
Hidupku begitu bahagia
Entah mengapa bayangan wajahmu
Begitu membuat diriku tak berdaya
Setiap kutatap matamu
Jantungku berdetak sangat cepat
Apa ini cinta?
Atau hanya perasaan sesaat saja?
Entahlah...
Ku tak dapat menjawabnya
Biarlah ini semua berjalan apa adanya
Arti Hadirmu
Ku tak mengerti tentang perasaanku
Setiap ku melihat mu
Hatiku begitu damai
Rasa tak ingin kulewati
Walau sedikit pun
Apakah rasa ini akan selalu ada
Tetapi aku takut
Jika perasaan ku tak terbalas
Mungkinkah perasaan ku
Akan di balas dengan senyuman
Akupun tak tahu
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya
Senin, 20 Desember 2010
Tersayat Kembali
Apakah aku sanggup dengan cinta ini
Cinta yang penuh banyak teka teki
Sementara telah kau lumatkan hati ini
Kau luluhkan jiwa dan raga ini
Terulang kembali masa yang pahit
Tersayat lagi luka yang baru sembuh
Di atas duka lama yang telah ku buang
Tergores jiwa bagai tertusuk sembilu
Hidup bagai raga tak berjiwa..
Cinta yang penuh banyak teka teki
Sementara telah kau lumatkan hati ini
Kau luluhkan jiwa dan raga ini
Terulang kembali masa yang pahit
Tersayat lagi luka yang baru sembuh
Di atas duka lama yang telah ku buang
Tergores jiwa bagai tertusuk sembilu
Hidup bagai raga tak berjiwa..
Masih Adakah
Gelap mendung selimuti gundah hati
Petir menyambar hati yang gentar
Hujanpun turun di tengah kegalauan
Di tengah jalan langkahku terhenti
Terdiam tak sengaja ku termerenung
Masih adakah cinta yang di anggap asmara
Andai kasih sayang tak bermakna
Masih adakah cinta yang di anggap suci
Andai kasih sayang tak lagi terpuji..
Petir menyambar hati yang gentar
Hujanpun turun di tengah kegalauan
Di tengah jalan langkahku terhenti
Terdiam tak sengaja ku termerenung
Masih adakah cinta yang di anggap asmara
Andai kasih sayang tak bermakna
Masih adakah cinta yang di anggap suci
Andai kasih sayang tak lagi terpuji..
Berharap
Ku harap kau menyadari
Apa arti sepinya diri ini
Bagaikan pisau mengiris hati
Ku menunggu setiap setiap waktu
Apa arti lelah langkahku
Seperti tombak yang menusuk hatiku
Ku mencari jawaban darimu
Apa arti siksaan rindu
Bagai jiwa tertusuk sembilu
Aku hanya bisa berharap dan menunggu
Waktu yang mau berpihak terhadapku...
Tetaplah kau bersama di sisiku...
Apa arti sepinya diri ini
Bagaikan pisau mengiris hati
Ku menunggu setiap setiap waktu
Apa arti lelah langkahku
Seperti tombak yang menusuk hatiku
Ku mencari jawaban darimu
Apa arti siksaan rindu
Bagai jiwa tertusuk sembilu
Aku hanya bisa berharap dan menunggu
Waktu yang mau berpihak terhadapku...
Tetaplah kau bersama di sisiku...
Agar Kau Tau
Akan kurangkai semua kata cinta
Yang ada di bumi ini
Jadikan seikat kembang
Agar kau tau semua isi hatiku
Akan ku kumpulkan semua kata rindu
Yang terlintas di setiap langkahku
Jadikan sebaris puisi tentangmu
Agar kau tau semua harapanku
Akan ku bawa seberkas cinta
Jadikan cerita indah untuk kita
Agar kau tau semua mimpiku yang terindah..
Yang ada di bumi ini
Jadikan seikat kembang
Agar kau tau semua isi hatiku
Akan ku kumpulkan semua kata rindu
Yang terlintas di setiap langkahku
Jadikan sebaris puisi tentangmu
Agar kau tau semua harapanku
Akan ku bawa seberkas cinta
Jadikan cerita indah untuk kita
Agar kau tau semua mimpiku yang terindah..
Makna Puisi
Apapun telah aku coba
Dan tak henti ku berkarya
Mesti hanya sebuah pena
Selembar kertas yang di pandang hina
Tetap ku coba goreskan hingga letih
Dan kotori halaman putih
Bergerak dan tak ber alih
Hingga tanganku tertatih
Kurasa semua tak berarti
Dan tulisan itu tiada guna
Kuanggap goresan itu tak bermakna
Salah.... Salah... dan Salah
Ternyata aku telah keliru
Menganggap karya itu sebagai penipu
Kumohon maafkanlah aku
Atas segala sikap dan fitnahku
Puisi-puisi ini sangat berarti
Tulisan-tulisan ini adalah cermin hati
Jadikan aku tuk memperbaiki diri..
Dan tak henti ku berkarya
Mesti hanya sebuah pena
Selembar kertas yang di pandang hina
Tetap ku coba goreskan hingga letih
Dan kotori halaman putih
Bergerak dan tak ber alih
Hingga tanganku tertatih
Kurasa semua tak berarti
Dan tulisan itu tiada guna
Kuanggap goresan itu tak bermakna
Salah.... Salah... dan Salah
Ternyata aku telah keliru
Menganggap karya itu sebagai penipu
Kumohon maafkanlah aku
Atas segala sikap dan fitnahku
Puisi-puisi ini sangat berarti
Tulisan-tulisan ini adalah cermin hati
Jadikan aku tuk memperbaiki diri..
Getaran Rindu
Saat ku mendengar suaramu
Bergema di ruang dalam jiwa
Bergetar sampai ke ujung jemari
Mengalir tak henti sampai termimpi
Tanganku mengepal sekuat hati
Aku tengadah dengan pasrah
Rindu yang aku rasa
Membawa aku tiada
Larut ke dalam jiwanya
Rindu yang aku simpan
Membawa aku terbang
Melayang bersamanya
Untuk menjemput bayang-bayang
Yang kian di telan dirimu sayang...
Bergema di ruang dalam jiwa
Bergetar sampai ke ujung jemari
Mengalir tak henti sampai termimpi
Tanganku mengepal sekuat hati
Aku tengadah dengan pasrah
Rindu yang aku rasa
Membawa aku tiada
Larut ke dalam jiwanya
Rindu yang aku simpan
Membawa aku terbang
Melayang bersamanya
Untuk menjemput bayang-bayang
Yang kian di telan dirimu sayang...
Tak Punya Nyali
Aku bagai mencari bayang di antara kegelapan
Memaksa menerobos heningnya ketidak pastian
Memeluk harapan yang kian menjauh
Mendekap impian yang kian merapuh
Dengan sebutir kilau ku coba pancarkan
Dengan sependar cahaya ku coba luruskan
Sorot mata kian merabun
Langkah kaki tak lagi tertuntun
Namun sebutir kilau tak mampu menerangi
Bimbang hati yang tak kian terhenti
Sependar cahayapun tak mampu mengiringi
Jiwa hati yang tak pnya nyali....
Memaksa menerobos heningnya ketidak pastian
Memeluk harapan yang kian menjauh
Mendekap impian yang kian merapuh
Dengan sebutir kilau ku coba pancarkan
Dengan sependar cahaya ku coba luruskan
Sorot mata kian merabun
Langkah kaki tak lagi tertuntun
Namun sebutir kilau tak mampu menerangi
Bimbang hati yang tak kian terhenti
Sependar cahayapun tak mampu mengiringi
Jiwa hati yang tak pnya nyali....
Negri Ini Seperti
Para Petinggi seperti Api yang berani
Selalu melalap jika tak senang hati
Aku seperti kayu yang rapuh
Mudah terbakar oleh Api sang penipu
Pejabat seperti Ombak yang bergelombang
Selalu menyapu yang jadi penghalang
Aku seperti Sampan yang bergoyang
Selalu terbalik karena ombak yang menjulang
Para Dewan bagai gedung-gedung tinggi
Selalu memandang rendah jiwa kami
Aku bagai gubuk kecil di pinggir kali
Terkena banjir caci dan maki
Apakah pemerintah ini tak terlihat
Atau hanya pura-pura tak melihat?
Janganlah pandang kami sebagai lalat
Pandanglah kami sebagai umat yang sehat...
Selalu melalap jika tak senang hati
Aku seperti kayu yang rapuh
Mudah terbakar oleh Api sang penipu
Pejabat seperti Ombak yang bergelombang
Selalu menyapu yang jadi penghalang
Aku seperti Sampan yang bergoyang
Selalu terbalik karena ombak yang menjulang
Para Dewan bagai gedung-gedung tinggi
Selalu memandang rendah jiwa kami
Aku bagai gubuk kecil di pinggir kali
Terkena banjir caci dan maki
Apakah pemerintah ini tak terlihat
Atau hanya pura-pura tak melihat?
Janganlah pandang kami sebagai lalat
Pandanglah kami sebagai umat yang sehat...
Rasa Keluhku Tak Henti
Langkah cepat berlomba dengan waktu
Sementara yang kucari belum ku raih
Mencari jejak dari telapak ke telapak
Berjalan sampai tubuh merangkak
Yang ku temukan hanya jalan yang congkak
Seiring berdetak jarum jam terseret
Tapi kenyataannya seperti karet
Dengan wajah seketsa penuh coret
Berusaha laju seperti luncuran Roket
Berganti hari tetap ku coba lagi
Hingga tetesan keringat tak henti
Arena liku dan terjal ku lewati
Ku tertatih di dalam jiwa yang tlah letih
Hidup ini bagaikan peti mati
Yang melahirkan keki dan benci...
Sementara yang kucari belum ku raih
Mencari jejak dari telapak ke telapak
Berjalan sampai tubuh merangkak
Yang ku temukan hanya jalan yang congkak
Seiring berdetak jarum jam terseret
Tapi kenyataannya seperti karet
Dengan wajah seketsa penuh coret
Berusaha laju seperti luncuran Roket
Berganti hari tetap ku coba lagi
Hingga tetesan keringat tak henti
Arena liku dan terjal ku lewati
Ku tertatih di dalam jiwa yang tlah letih
Hidup ini bagaikan peti mati
Yang melahirkan keki dan benci...
Penuh Isyarat
Gemercik air hujan di luar jendela
Bercampur angin yang kian meresah
Dengan sengaja ku pandangi dia
Engkau mengisyaratkan rasa di bibirmu
Kau berikan selimut lewat senyummu
Menahan dinginnya di tengah rindu
Isyaratmu menyalakan api jiwaku
Dengan hela'an lembut yang merenggut
Terciptalah hangat yang begitu kuat
Tercium harum yang menyengat
Terbentuk rasa yang tak berkarat
Walau semua itu penuh isyarat...
Bercampur angin yang kian meresah
Dengan sengaja ku pandangi dia
Engkau mengisyaratkan rasa di bibirmu
Kau berikan selimut lewat senyummu
Menahan dinginnya di tengah rindu
Isyaratmu menyalakan api jiwaku
Dengan hela'an lembut yang merenggut
Terciptalah hangat yang begitu kuat
Tercium harum yang menyengat
Terbentuk rasa yang tak berkarat
Walau semua itu penuh isyarat...
Bunga Terakhir
Kau petikan setangkai Bunga
Kau selipkan di arena senar gitarku
Maafkan saat itu ku singkirkan dan ku buang
Dengan wajah temaram
Kau pungut Bunga itu
Kau bersihkan tak tersisa
Ku terdiam saat engkau cabut
Kau berlari membawa bunga tersebut
Setangkai bunga kau dekap erat
Air mata menetes tak terarah
Pipimu memerah tanpa pesona
Ternyata semua itu punya arti
Aku sempat mengerti dan memahami
Bunga yang kau berikan itu Bunga terakhir
Sesal yang kurasakan sangat perih
Benci akan diriku sendiri
Membuat semua tak berarti
Maafkan aku ats sikapku ini...
Kau selipkan di arena senar gitarku
Maafkan saat itu ku singkirkan dan ku buang
Dengan wajah temaram
Kau pungut Bunga itu
Kau bersihkan tak tersisa
Ku terdiam saat engkau cabut
Kau berlari membawa bunga tersebut
Setangkai bunga kau dekap erat
Air mata menetes tak terarah
Pipimu memerah tanpa pesona
Ternyata semua itu punya arti
Aku sempat mengerti dan memahami
Bunga yang kau berikan itu Bunga terakhir
Sesal yang kurasakan sangat perih
Benci akan diriku sendiri
Membuat semua tak berarti
Maafkan aku ats sikapku ini...
Resah
Aku mulai gila mengharap engkau ada
Membawa cinta yang terbuka
Kau buat aku jadi gelisah
Q mulai resah menunggu engkau rasa
Bergaun merah sepatu warna jingga
Kau bawa isyarat yang tak bisa ku baca
Terbentuk keraguan akan keberanianku
Mengungkap rasa di hatimu
Mengendap pilu ku tunggu
Menunggu waktu yang terpaku
Menggelar rindu yang palsu...
Membawa cinta yang terbuka
Kau buat aku jadi gelisah
Q mulai resah menunggu engkau rasa
Bergaun merah sepatu warna jingga
Kau bawa isyarat yang tak bisa ku baca
Terbentuk keraguan akan keberanianku
Mengungkap rasa di hatimu
Mengendap pilu ku tunggu
Menunggu waktu yang terpaku
Menggelar rindu yang palsu...
Pedang Cintamu
Semakin aku memandangmu
Terlihat rambut di keningmmu
Gejolak cinta di bibirmu
Semakin aku merindukanmu
Kuat akan gelora cinta di hatimu
Kau tanamkan gairah cintaku
Kuat akan gelora cinta di hatimu
Kau tanamkan gairah cintaku
Kua hunus pedang cintamu
Tepat di dadaku yang penuh rindu
Tanjapkan dengan penuh syahdu
Betapa selalu yang ku rindu keberanianmu
Termakash & sujud atas karuniaMU
Lewat asmara yang indah untuk aku..
Terlihat rambut di keningmmu
Gejolak cinta di bibirmu
Semakin aku merindukanmu
Kuat akan gelora cinta di hatimu
Kau tanamkan gairah cintaku
Kuat akan gelora cinta di hatimu
Kau tanamkan gairah cintaku
Kua hunus pedang cintamu
Tepat di dadaku yang penuh rindu
Tanjapkan dengan penuh syahdu
Betapa selalu yang ku rindu keberanianmu
Termakash & sujud atas karuniaMU
Lewat asmara yang indah untuk aku..
Namaku Dan Namamu
Di buku ini ku tuliskan lagi
Namaku dan namamu
Maafkan atas kelancanganku
Tuliskan nama kita berdua
Tanpa pengungkapan rasa
Sekarang setelah kau pergi
Baru kurasakan makna
Tulisan itu dalam buku ini
Meski samar tapi jelas tegar
Meski lusuh tetap ku rindu
Meski kusam tapi tetap dalam
Engkau sempat tinggalkan knangan
Walau hanya Tulisan nama kita berdua
Kini tinggal kenangan dan kenangan...
Namaku dan namamu
Maafkan atas kelancanganku
Tuliskan nama kita berdua
Tanpa pengungkapan rasa
Sekarang setelah kau pergi
Baru kurasakan makna
Tulisan itu dalam buku ini
Meski samar tapi jelas tegar
Meski lusuh tetap ku rindu
Meski kusam tapi tetap dalam
Engkau sempat tinggalkan knangan
Walau hanya Tulisan nama kita berdua
Kini tinggal kenangan dan kenangan...
Namaku Dan Namamu
Tetaplah Di Sini
Kau yang kucinta
Puisi dan pelitaku
Kau lembut bagai embun
Tergenang di antara dedaunan
Membasahi jiwaku yang kering
Menyejukan hatiku yang haus
Helai rambut di keningmu
Terurai indah oleh semilir angin
Hingga mengarungi pikiranku
Kau adalah inspirasiku
Selalu hadir dalam mimpiku
Engkaulah gadis itu
Merajam hatiku bersemi lagi
Janganlah kau pergi menyisihkanku
Runtuh rasa jiwaku ini
jika kau lakukan itu
Bergetar rasa jiwa ini
Jika kau tetap di sini
Tetaplah hadir untuku
Jika kau tak ragu
Tetaplah kau di sini
Walau hanya lewat mimpi...
Puisi dan pelitaku
Kau lembut bagai embun
Tergenang di antara dedaunan
Membasahi jiwaku yang kering
Menyejukan hatiku yang haus
Helai rambut di keningmu
Terurai indah oleh semilir angin
Hingga mengarungi pikiranku
Kau adalah inspirasiku
Selalu hadir dalam mimpiku
Engkaulah gadis itu
Merajam hatiku bersemi lagi
Janganlah kau pergi menyisihkanku
Runtuh rasa jiwaku ini
jika kau lakukan itu
Bergetar rasa jiwa ini
Jika kau tetap di sini
Tetaplah hadir untuku
Jika kau tak ragu
Tetaplah kau di sini
Walau hanya lewat mimpi...
Lukisan Dalam Mimpi
Pekat mimpi tak terhenti
Wajah misteri yang tersembunyi
Ruang alampun terngiang
Memohon untuk berhenti
Sudut mata ini menatap
Pertanda segera mulai
Ciptakan satuan kegelapan
Lembaran kanfas tergelar lebar
Satuan kuas dan pinsil berdiri
Bergaris bimbang dalam keraguan
Terlahir lukisan kasat mata
Tak terlihat oleh mata telanjang
Namun ada satu isyarat
Lewat aliran darah yang searah
Hidup tlah terikat sebuah janji
Tikam tujuan paling dalam
Garis demi garis bertemu
Tampilkan watak yang terpendam
Titik demi titik terkumpul
Wujudkan sifat yang terjerat
Perbedaan makin terlihat
Jauh dengan harapan yang kuinginkan...
Wajah misteri yang tersembunyi
Ruang alampun terngiang
Memohon untuk berhenti
Sudut mata ini menatap
Pertanda segera mulai
Ciptakan satuan kegelapan
Lembaran kanfas tergelar lebar
Satuan kuas dan pinsil berdiri
Bergaris bimbang dalam keraguan
Terlahir lukisan kasat mata
Tak terlihat oleh mata telanjang
Namun ada satu isyarat
Lewat aliran darah yang searah
Hidup tlah terikat sebuah janji
Tikam tujuan paling dalam
Garis demi garis bertemu
Tampilkan watak yang terpendam
Titik demi titik terkumpul
Wujudkan sifat yang terjerat
Perbedaan makin terlihat
Jauh dengan harapan yang kuinginkan...
Satuan Warna
Lembut dalam gugusan alis mata
Sering terbaca mengisyaratkan
Hatiku luluh bergejolak di dalam
Dengan kejam di luar selalu membisu
Putih pertanda kasih yang suci
Sering di tafsirkan keliru
Oleh pemikiran yang munafik
Menyatu dalam kehidupan ini
Memaksa kita untuk pura-pura
Goresan pinsil lukisan lahir
Sapuan kuas cipta warna
Dari renungan mengendap
Oleh jiwa yang tak terungkap
Rindu dan dendam terucap
Walau di terjemahkan
Dalam bahasa yang jernih...
Sering terbaca mengisyaratkan
Hatiku luluh bergejolak di dalam
Dengan kejam di luar selalu membisu
Putih pertanda kasih yang suci
Sering di tafsirkan keliru
Oleh pemikiran yang munafik
Menyatu dalam kehidupan ini
Memaksa kita untuk pura-pura
Goresan pinsil lukisan lahir
Sapuan kuas cipta warna
Dari renungan mengendap
Oleh jiwa yang tak terungkap
Rindu dan dendam terucap
Walau di terjemahkan
Dalam bahasa yang jernih...
Aku Telah Keliru
Biarlah aku lempar jauh di langit
Kerinduan yang bergelora
Memecahkan pikiranku
Semoga terbawa angin
Dan berhenti mengarungiku
Ku curi sehelai rambutmu
Aku taroh di atas meja kamarku
Jelas mempunyai maksud
Setiap saat aku lihat
Agar bisa terjerat dalam bayanganku
Aku memang telah keliru
Mencoba melupakanmu
Karena pengaruh oleh suara-suara
Yang menggema di sekitar kita
Meskipun jauh tetap ku simpan senyummu
Dan aku harus bagaimana
Biarlah aku terdiam
Di atas awan hitam
Ku tunggu sinar mentari
Ku rasakan sampai hangat
Agar kau tau semua niatku..
Kerinduan yang bergelora
Memecahkan pikiranku
Semoga terbawa angin
Dan berhenti mengarungiku
Ku curi sehelai rambutmu
Aku taroh di atas meja kamarku
Jelas mempunyai maksud
Setiap saat aku lihat
Agar bisa terjerat dalam bayanganku
Aku memang telah keliru
Mencoba melupakanmu
Karena pengaruh oleh suara-suara
Yang menggema di sekitar kita
Meskipun jauh tetap ku simpan senyummu
Dan aku harus bagaimana
Biarlah aku terdiam
Di atas awan hitam
Ku tunggu sinar mentari
Ku rasakan sampai hangat
Agar kau tau semua niatku..
Pergilah
Belum cukupkah kau hujat diriku
Ku akui memang salahku
Berhentilah kau salahkan aku
Kusadari karena khilafku
Kemanakah maafmu itu
Yang dulu ku banggakan
Kini tak pernah lagi engkau tunjukan
Sifat manismu kini hilang sudah
Buatku tak lagi mengharapkanmu
Janganlah kau anggap dirimu sempurna
Hanya karena kau tutupi salahmu
Tak bosankan kau lakukan kesalahan
Yang juga sangat membebaniku
Kini kau tlah berubah
Tak ada lagi arah bagiku
Pergilah ikuti jalanmu
Ku tak lagi pedulikanmu..
Ku akui memang salahku
Berhentilah kau salahkan aku
Kusadari karena khilafku
Kemanakah maafmu itu
Yang dulu ku banggakan
Kini tak pernah lagi engkau tunjukan
Sifat manismu kini hilang sudah
Buatku tak lagi mengharapkanmu
Janganlah kau anggap dirimu sempurna
Hanya karena kau tutupi salahmu
Tak bosankan kau lakukan kesalahan
Yang juga sangat membebaniku
Kini kau tlah berubah
Tak ada lagi arah bagiku
Pergilah ikuti jalanmu
Ku tak lagi pedulikanmu..
Cukup Sudah
Jangan kau harap aku lagi
Tak mungkin kau ambil hatiku
Pergi lah pergi jangan kembali
Hatiku telah tertutup bagimu
Jangan kau pikir ku kan tergoda
Oleh rayumu tipu muslihatmu
Tak usah kau senyum
Simpan saja senyummu itu
Karena Senyum manismu
Hanyalah masalah bagiku
Sampai kapanpun ku takan berpaling
Walau segala cara kau lakukan
Dan menghancurkan kehidupanku
Cukup sudah kau ganggu hatiku
Lupakanlah diriku
Kini ku takan pernah mengingatmu lagi
Tak mungkin kau ambil hatiku
Pergi lah pergi jangan kembali
Hatiku telah tertutup bagimu
Jangan kau pikir ku kan tergoda
Oleh rayumu tipu muslihatmu
Tak usah kau senyum
Simpan saja senyummu itu
Karena Senyum manismu
Hanyalah masalah bagiku
Sampai kapanpun ku takan berpaling
Walau segala cara kau lakukan
Dan menghancurkan kehidupanku
Cukup sudah kau ganggu hatiku
Lupakanlah diriku
Kini ku takan pernah mengingatmu lagi
Menyibak Tabir
kau rebut habis semua ketenanganku
Dari sikapmu yang lembut itu
Tak terasa gitarku menjauh dariku
Kalah akan suaramu masih di telingaku
Terdengar renyah tawamu
Menyibak tabir cerita kita berdua
Di depan takdir yang memisahkan kita
Mengingat semua seperti dulu indah
Terngiang pelan ketuk hatiku
Tegur semua kenangan
Kembali lamunan itu menjemputku
Kau telah mengembalikan rinduku..
Dari sikapmu yang lembut itu
Tak terasa gitarku menjauh dariku
Kalah akan suaramu masih di telingaku
Terdengar renyah tawamu
Menyibak tabir cerita kita berdua
Di depan takdir yang memisahkan kita
Mengingat semua seperti dulu indah
Terngiang pelan ketuk hatiku
Tegur semua kenangan
Kembali lamunan itu menjemputku
Kau telah mengembalikan rinduku..
Alamku Tak Lagi Hijau
Ketika mentari menyambut pagi
Terdengar merdu suara kicaumu
Se'irama dengan gemuruh ombak
Menimpa karang yang tegar
Luas alam megah tatapmu
Memandang sinis saat terkikis
Alamku yang dulu hijau dan
Birunya laut sempurnakan keindahan
Di hapusnya lukisan itu
Dengan kain yang telah usang
Di buangnya bingkai alam
Ke dalam harapan yang kelam
Ku mencoba untuk mengembalikan semua itu
Tapi itu hanya mimpi
Aku berdiri mengusap nadi mengelus hati
Sesal di hatiku kian mengganggu mimpi
Bersama alamku yang tak ter'urus ini..
Terdengar merdu suara kicaumu
Se'irama dengan gemuruh ombak
Menimpa karang yang tegar
Luas alam megah tatapmu
Memandang sinis saat terkikis
Alamku yang dulu hijau dan
Birunya laut sempurnakan keindahan
Di hapusnya lukisan itu
Dengan kain yang telah usang
Di buangnya bingkai alam
Ke dalam harapan yang kelam
Ku mencoba untuk mengembalikan semua itu
Tapi itu hanya mimpi
Aku berdiri mengusap nadi mengelus hati
Sesal di hatiku kian mengganggu mimpi
Bersama alamku yang tak ter'urus ini..
Tak Mudah Ku Lupa
Wangimu selalu ikuti
Kemanapun aku berjalan
Bekas gincu di sebelah pipi ini
Tak kunjung pudar bagai bunga mekar
Saksi bisu bahwasannya
Sulit untuk ku lupa
Tak segampang aku buang
Gema di sgala sudut suara
Sahabat terdekat tak pernah lewat
Membendung setiap ungkapan
Mendekap semua keluhan
Untuk meraih cinta
Menangkap asmara
Sampai merebut suka..
Kemanapun aku berjalan
Bekas gincu di sebelah pipi ini
Tak kunjung pudar bagai bunga mekar
Saksi bisu bahwasannya
Sulit untuk ku lupa
Tak segampang aku buang
Gema di sgala sudut suara
Sahabat terdekat tak pernah lewat
Membendung setiap ungkapan
Mendekap semua keluhan
Untuk meraih cinta
Menangkap asmara
Sampai merebut suka..
Tak Pasti
Lintas bayangmu yang dulu lenyap
Terkikis menembus ungkap
Labil tingkahmu tak pasti tujuan
Membuat keingintahuan semakin kuat
Jelas meratap ingin mencari
Apakah yang tersimpan di balik manis senyummu
Apakah yang terendap di balik bening dua matamu
Setelah aku raih tapi kau tak pasti
Aku paksa untuk mengerti
Sampai akhirnya kau memilih
Untuk berlari...
Terkikis menembus ungkap
Labil tingkahmu tak pasti tujuan
Membuat keingintahuan semakin kuat
Jelas meratap ingin mencari
Apakah yang tersimpan di balik manis senyummu
Apakah yang terendap di balik bening dua matamu
Setelah aku raih tapi kau tak pasti
Aku paksa untuk mengerti
Sampai akhirnya kau memilih
Untuk berlari...
Berjalan di Awan
Berjalan di awan nan Jingga
Langkahku terasa semakin lelah
Semakin tinggi lagi ku di telan kabut hitam
Pelangi indah rona warna di deretan awan putih
Seperti wajahmu yg teduh dan lugu
Semakin dalam lagi ku di seret kerinduan
Halilintar melintas di kepalaku
Jarak perjalananku masih jauh
Seberkas sinar surya
Menembus samar barisan awan
Sanggupkah menerangi jiwaku
Akupun berharap sampai di atas Pelangi.
Langkahku terasa semakin lelah
Semakin tinggi lagi ku di telan kabut hitam
Pelangi indah rona warna di deretan awan putih
Seperti wajahmu yg teduh dan lugu
Semakin dalam lagi ku di seret kerinduan
Halilintar melintas di kepalaku
Jarak perjalananku masih jauh
Seberkas sinar surya
Menembus samar barisan awan
Sanggupkah menerangi jiwaku
Akupun berharap sampai di atas Pelangi.
Kerinduan Yang Sirna
Ketika ku buka mataku
Kegelisahan datang menerkam
Aku lenyap oleh cahaya pagi
Membawaku ke dalam rengkuhanmu
Ketika ku terbangun
Kerinduan datang menerpaku
Aku hilang di rebut aroma cintamu
Membawaku ke dalam pelukanmu
Semilir angin malam menyambut pagi
Menghentikan lamunanku kepadamu
Gemuruh air hujan menyumbat nyanyianku
Terbawa sirna ke dalam dada
Aku kembali tertidur di atas kepekatan mimpi yang terhenti.
Kegelisahan datang menerkam
Aku lenyap oleh cahaya pagi
Membawaku ke dalam rengkuhanmu
Ketika ku terbangun
Kerinduan datang menerpaku
Aku hilang di rebut aroma cintamu
Membawaku ke dalam pelukanmu
Semilir angin malam menyambut pagi
Menghentikan lamunanku kepadamu
Gemuruh air hujan menyumbat nyanyianku
Terbawa sirna ke dalam dada
Aku kembali tertidur di atas kepekatan mimpi yang terhenti.
Isyarat Cinta
Sering kali aku tak pernah bisa menerobos
Isyaratmu lewat tatapan mata indahmu
Bibirmu,senyumanmu
Sering membisikan yang bakal buat aku terpaku
Sering kali aku tak pernah bisa menangkal
Isyaratmu lewat kata
Tingkahmu,langkahmu
Sering menyentuh hati yang bakal aku terajatuh
Kadang aku memilih berdusta
Menghianti suara hati
Sesungguhnya kejujuran
Dapat menangkal semua pnyesalan
Aku mencoba searah dengan hati kecil
Cinta tulus dan kesetiaan
Bahasa itu patut aku pelajari
Dengan kalimat suci
Tentu terwujud cinta sjati..
Isyaratmu lewat tatapan mata indahmu
Bibirmu,senyumanmu
Sering membisikan yang bakal buat aku terpaku
Sering kali aku tak pernah bisa menangkal
Isyaratmu lewat kata
Tingkahmu,langkahmu
Sering menyentuh hati yang bakal aku terajatuh
Kadang aku memilih berdusta
Menghianti suara hati
Sesungguhnya kejujuran
Dapat menangkal semua pnyesalan
Aku mencoba searah dengan hati kecil
Cinta tulus dan kesetiaan
Bahasa itu patut aku pelajari
Dengan kalimat suci
Tentu terwujud cinta sjati..
Cinta Yang Kumiliki
Di ruang cinta yang berkah
Yang penuh dengan gejolak
Mengikuti jalur asmara
Lengkapi dengan rasa
Sempurna untuk indah
Yakin menuju bahagia
Di menara angkasa
Bintang-bintang brsabutan
Bulan menatap tajam
Dan panasnya matahari
Pun menjadi hangat seketika
Akupun merasakan terlindung
Terbakar dari getirnya dusta
Cinta yang kumiliki sepenuh hatiku
Alam semesta tunduk dan sujud
Entah yang ku terima aku tak pduli...
Yang penuh dengan gejolak
Mengikuti jalur asmara
Lengkapi dengan rasa
Sempurna untuk indah
Yakin menuju bahagia
Di menara angkasa
Bintang-bintang brsabutan
Bulan menatap tajam
Dan panasnya matahari
Pun menjadi hangat seketika
Akupun merasakan terlindung
Terbakar dari getirnya dusta
Cinta yang kumiliki sepenuh hatiku
Alam semesta tunduk dan sujud
Entah yang ku terima aku tak pduli...
Wangi Aroma Tubuhmu
Terdiam & menunggu
Datangnya Halilintar
Dengan menyeret kabut hitam nan pekat
Ku tuangkan ke dalam dunia gelap
Yang jauh dari duniaku
Untuk bisa merubah pekatnya kebencian
Agar Halilintar terlihat terang saat melintas
Ku coba lukiskan ke dalam kanfas
Dengan garis rapih dan warna-warni
Yang aku rindui & kuingini
Mungkinkah ada prubahan
Jika aku hanya memejamkan mata
Pikiran jauh melayang
Menembus batas hayal
Cintamu telah membakar jiwaku
Di iringi dengan sejuk terasa desahan nafasmu
Semampai langkahmu
Wangi aroma tubuhmu
Hingga Menyumbat Kepalaku
Mempengaruhi pikranku
Dan melabilkan semangatku...
Datangnya Halilintar
Dengan menyeret kabut hitam nan pekat
Ku tuangkan ke dalam dunia gelap
Yang jauh dari duniaku
Untuk bisa merubah pekatnya kebencian
Agar Halilintar terlihat terang saat melintas
Ku coba lukiskan ke dalam kanfas
Dengan garis rapih dan warna-warni
Yang aku rindui & kuingini
Mungkinkah ada prubahan
Jika aku hanya memejamkan mata
Pikiran jauh melayang
Menembus batas hayal
Cintamu telah membakar jiwaku
Di iringi dengan sejuk terasa desahan nafasmu
Semampai langkahmu
Wangi aroma tubuhmu
Hingga Menyumbat Kepalaku
Mempengaruhi pikranku
Dan melabilkan semangatku...
Merasakan keberadaanku
Malam kini beranjak sepi
Suasana makin hening
Serangga malam bersenandung lirih
Mengalunkan tembang lembut
Mengiringi malam yang semakin senyap
Di atas Langit tampak Purnama
Cahaya lembut muncul di balik Cakrawala
Menyajikan berbagai macam perasaan
Pada jiwa-jiwa yang sedang terdiam
Sebentuk keinginan terkuak dari balik hati
Ku ingin menjadi berarti
Pada setiap orang yang menganggapku ada
Ku ingin menjadi yang terbaik
Pada setiap Sahabat yang merasakan keberadaanku
Meski hanya ada dalam dunia maya...
Suasana makin hening
Serangga malam bersenandung lirih
Mengalunkan tembang lembut
Mengiringi malam yang semakin senyap
Di atas Langit tampak Purnama
Cahaya lembut muncul di balik Cakrawala
Menyajikan berbagai macam perasaan
Pada jiwa-jiwa yang sedang terdiam
Sebentuk keinginan terkuak dari balik hati
Ku ingin menjadi berarti
Pada setiap orang yang menganggapku ada
Ku ingin menjadi yang terbaik
Pada setiap Sahabat yang merasakan keberadaanku
Meski hanya ada dalam dunia maya...
Aku Hanyalah
Aku tidak seperti Bulan yang pantas kamu kagumi
Aku tidak seindah Bunga yang bisa kamu senangi
Aku hanyalah seorang Pria yang tidak punya pesona
Cerita hidupku sangatlah kacau
Hari-hariku tak seindah Pelangi
Aku berterimakasih atas kebaikanmu
Yang tlah buatku jadi melambung di Awan..
Jujur kamu sangatlah istimewa buat aku
Kumohon jangan jadikan menjadi tiada dalam alam maya'mu
Kamu harus selalu ada buatku...
Aku tidak seindah Bunga yang bisa kamu senangi
Aku hanyalah seorang Pria yang tidak punya pesona
Cerita hidupku sangatlah kacau
Hari-hariku tak seindah Pelangi
Aku berterimakasih atas kebaikanmu
Yang tlah buatku jadi melambung di Awan..
Jujur kamu sangatlah istimewa buat aku
Kumohon jangan jadikan menjadi tiada dalam alam maya'mu
Kamu harus selalu ada buatku...
Hanya PadaMU
Kini air mata kembali terkuras
Jiwa merintih, hati menjerit, bathin menangis
Dimana sebuah kehidupan sedang di uji
Duka lara meliputi
Merobek semangat yang kian memupus
Hanya deraian air mata yang sanggup melepaskan semuanya
Suara pilu bertanya
Q hidup dengan siapa?
Q harus tinggal dimana?
Jawabnya hanya di depan mata
Semua hancur merata dalam sekejap
Berdiri dengan mata berkaca
Menangis tanpa kata
Kemana langkah ini ku bawa
Kemana derita ini ku aduhkan
Hanya padamu ya Allah
Kau tlah ambil semua
Yang memang sudah menjadi milikMU
Tapi kumohon jangan pernah engkau ambil rasa percayaku atas kuasaMU...
Jiwa merintih, hati menjerit, bathin menangis
Dimana sebuah kehidupan sedang di uji
Duka lara meliputi
Merobek semangat yang kian memupus
Hanya deraian air mata yang sanggup melepaskan semuanya
Suara pilu bertanya
Q hidup dengan siapa?
Q harus tinggal dimana?
Jawabnya hanya di depan mata
Semua hancur merata dalam sekejap
Berdiri dengan mata berkaca
Menangis tanpa kata
Kemana langkah ini ku bawa
Kemana derita ini ku aduhkan
Hanya padamu ya Allah
Kau tlah ambil semua
Yang memang sudah menjadi milikMU
Tapi kumohon jangan pernah engkau ambil rasa percayaku atas kuasaMU...
TakdirMU
Mata terpejam mulut terkatup
Raga terbaring kaku tak berdaya
Kala ku teringat manis senyummu
Santun kata-katamu,
Membuat semakin tak percaya akn takdirMU
Wajah pucat nan dingin
Memicu kesedihan yang semakin mendalam
Kau tlah pergi membawa sribu kenangan
Kau pergi dan membiarkanku
Dalam ketidak berdayaanku
Haruskah air mata ini
Mengiringi akhir perjalananmu
Perasaan hancur
Telah mengobrak abrik segala mimpiku
Duka yang kau tinggalkan
Telah menguras segala smangatku
Sanggupkah q melewati semua ini tnpa dirimu...
Raga terbaring kaku tak berdaya
Kala ku teringat manis senyummu
Santun kata-katamu,
Membuat semakin tak percaya akn takdirMU
Wajah pucat nan dingin
Memicu kesedihan yang semakin mendalam
Kau tlah pergi membawa sribu kenangan
Kau pergi dan membiarkanku
Dalam ketidak berdayaanku
Haruskah air mata ini
Mengiringi akhir perjalananmu
Perasaan hancur
Telah mengobrak abrik segala mimpiku
Duka yang kau tinggalkan
Telah menguras segala smangatku
Sanggupkah q melewati semua ini tnpa dirimu...
Menatap kepedihan
Mata sayu menatap nanar
Memandang puing-puing reruntuhan berserakan
Menyaksikan tragedi Gempa
Yang tidak hanya menguras harta benda
Tapi juga telah merenggut nyawa
Entah adik kakak, ayah ibu & saudara-saudara
Yang lain tertimbun puing
Bisakah air mata menghapus duka ini
Aku yang jauh menatap kepedihan lewat layar kaca
Ya Allah, ini adalah kuasaMU,
Ini kehendakMU
Kumohon berikan kekuatan pada hambamu
Yang telah menghadapMU
Berikan tempat yang layak di sisiMU
Ya Allah kekuatanku hanya ada dalam doaku...
Memandang puing-puing reruntuhan berserakan
Menyaksikan tragedi Gempa
Yang tidak hanya menguras harta benda
Tapi juga telah merenggut nyawa
Entah adik kakak, ayah ibu & saudara-saudara
Yang lain tertimbun puing
Bisakah air mata menghapus duka ini
Aku yang jauh menatap kepedihan lewat layar kaca
Ya Allah, ini adalah kuasaMU,
Ini kehendakMU
Kumohon berikan kekuatan pada hambamu
Yang telah menghadapMU
Berikan tempat yang layak di sisiMU
Ya Allah kekuatanku hanya ada dalam doaku...
Mana Jawabmu..?
Aku mencari jawaban kata-katamu,
ku gores pena menyusuri garis kertas,
Aku merasa melihat bayangmu samar,
Seakan sengaja menutupi risau jiwa,
Wahai angin apakah semilirmu sengaja mengarungi pikiranku?
Wahai langit apakah cerahmu menerangi jiwaku?
Wahai embun apakah kabutmu menyejukan hatiku?
Semua hanya terdiam membisu
Seakan berpura-pura tak mengerti..
Apakah aku bisa mendapatkan jawaban yang mistery itu?
ku gores pena menyusuri garis kertas,
Aku merasa melihat bayangmu samar,
Seakan sengaja menutupi risau jiwa,
Wahai angin apakah semilirmu sengaja mengarungi pikiranku?
Wahai langit apakah cerahmu menerangi jiwaku?
Wahai embun apakah kabutmu menyejukan hatiku?
Semua hanya terdiam membisu
Seakan berpura-pura tak mengerti..
Apakah aku bisa mendapatkan jawaban yang mistery itu?
Ini Aku Apa Adanya
Aku bukan Bintang yang punya Cahaya Gemerlap
Aku bukan sekuntum Bunga yang punya Keindahan
Akupun tak punya Pesona untuk di kagumi
Ini Aku apa Adanya...
Dengan kekuranganku,
Berharap Bahagia kan kuraih
Berharap Hari Esok kan ku Gapai
Melemas semua keresahan
Menghapus segala Beban
Tinggalkan kenangan Perih
Tuntaskan segala Penderitaan...
Aku bukan sekuntum Bunga yang punya Keindahan
Akupun tak punya Pesona untuk di kagumi
Ini Aku apa Adanya...
Dengan kekuranganku,
Berharap Bahagia kan kuraih
Berharap Hari Esok kan ku Gapai
Melemas semua keresahan
Menghapus segala Beban
Tinggalkan kenangan Perih
Tuntaskan segala Penderitaan...
Seperti Langit & Bumi
Pagi ini Aku kembali menyapa Dinding Hatimu
Selalu ku lakukan hal yang sama
Setiap Detik Keyakinan ini sungguh Labil
Seperti Hari-hari biasanya Menatapi dari kejauhan
Kita seperti langit Dan bumi
Kau adalah Langit
Yang akan selalu beriringan dengan Awan
Sedangkan Aku....
Aku adalah Bumi yang hanya bisa menahan Pondasi
Dan selalu tersenyum melihatmu dari kejauhan
Figura Hati ini masi tetap Rekat
Kau selalu tersenyum di dalamnya
Hanya itu yang bisa kulakukan
Karena Dunia nyata hal itu tak akan pernah terjadi
Seandainya kau mencoba tuk mengerti
Karena smpai kapanpun kau tetaplah Langit
Langit yang Congkak...
Selalu ku lakukan hal yang sama
Setiap Detik Keyakinan ini sungguh Labil
Seperti Hari-hari biasanya Menatapi dari kejauhan
Kita seperti langit Dan bumi
Kau adalah Langit
Yang akan selalu beriringan dengan Awan
Sedangkan Aku....
Aku adalah Bumi yang hanya bisa menahan Pondasi
Dan selalu tersenyum melihatmu dari kejauhan
Figura Hati ini masi tetap Rekat
Kau selalu tersenyum di dalamnya
Hanya itu yang bisa kulakukan
Karena Dunia nyata hal itu tak akan pernah terjadi
Seandainya kau mencoba tuk mengerti
Karena smpai kapanpun kau tetaplah Langit
Langit yang Congkak...
Berpalinglah Padaku
Tertumpu Tinta di Guratan jantung
Merembet Perlahan ke Detak Nadi
Gumpalan Awan terpecah seribu
Hanya Hari ini ku nikmati semua itu...
Terkedip berlalu tinggalkan Bayangan
Membuat Hayalan Menari dan Bernyanyi
Memecah angan dalam Sunyi...
Terdiam ku mencaci Diri
Gejolak yang Tertahta tak Rapi
Terguncang hati bagai Sampan
Mencari arti Demi sebuah Harapan..
Kau.... Kau.... Kau....
Berpalinglah Padaku...
Hanya itu Harapanku....
Merembet Perlahan ke Detak Nadi
Gumpalan Awan terpecah seribu
Hanya Hari ini ku nikmati semua itu...
Terkedip berlalu tinggalkan Bayangan
Membuat Hayalan Menari dan Bernyanyi
Memecah angan dalam Sunyi...
Terdiam ku mencaci Diri
Gejolak yang Tertahta tak Rapi
Terguncang hati bagai Sampan
Mencari arti Demi sebuah Harapan..
Kau.... Kau.... Kau....
Berpalinglah Padaku...
Hanya itu Harapanku....
Do'a ku di dalam RengkuhanMU
Dalam doaku selalu ada namaMU
Setiap desah nafasku selalu atas kehendakMU
Aku manusia yang penuh khilaf
Aku terlalu banyak dosa, setiap helai Daun
Setiap ranting Pohon berguguran atas kuasaMU
Setiap nyawa dan desah adalah milikMU
Engkau begitu Agung, hingga tak dapat ku Lukiskan
Engkau terlalu sempurna hingga tak dapat ku gambarkan
Kulitku akan memudar kala penuaan
Mata mulai merabun kala usiaku bertambah
Namun kumohon hentikanlah Dosa - dosaku
Dengan menjauhkan dari yang engkau murkahi
Rengkuhlah aku di tempat SuciMU
Aku adalah sukma yang telah ciptakan dalam bentuk yang kau ingini
Berkahilah aku dengan Iman hingga bisa menjadi manusia pilihan dalam SyurgaMU...
Amin..
Setiap desah nafasku selalu atas kehendakMU
Aku manusia yang penuh khilaf
Aku terlalu banyak dosa, setiap helai Daun
Setiap ranting Pohon berguguran atas kuasaMU
Setiap nyawa dan desah adalah milikMU
Engkau begitu Agung, hingga tak dapat ku Lukiskan
Engkau terlalu sempurna hingga tak dapat ku gambarkan
Kulitku akan memudar kala penuaan
Mata mulai merabun kala usiaku bertambah
Namun kumohon hentikanlah Dosa - dosaku
Dengan menjauhkan dari yang engkau murkahi
Rengkuhlah aku di tempat SuciMU
Aku adalah sukma yang telah ciptakan dalam bentuk yang kau ingini
Berkahilah aku dengan Iman hingga bisa menjadi manusia pilihan dalam SyurgaMU...
Amin..
Dalam Sujud'ku
Menangis ku dalam sujudKU
Dengan tangan Tengadah kumohon ampunanMU
Menunduk dengan rasa khilaf
Tertdiam dengan penuh kesadaran
Menjerit dengan rasa bersalahku
Engkau Maha Pemaaf, engkau Maha Adil
Ampunilah HambaMU yang penuh dosa ini
Berikan aku CahayaMU kala hidupku dalam kegelapan
Tuntunlah ketika aku hilang menuju jalanMU
Bimbinglah aku kala kebodohan itu menggugah imanku
Hanya kepadaMU ku berserah diri
Ketika aku menangis merenungi takdirMU
Berikan aku kedamaian
Yakinlah aku akan keberadaanMU ya Tuhan...
Dengan tangan Tengadah kumohon ampunanMU
Menunduk dengan rasa khilaf
Tertdiam dengan penuh kesadaran
Menjerit dengan rasa bersalahku
Engkau Maha Pemaaf, engkau Maha Adil
Ampunilah HambaMU yang penuh dosa ini
Berikan aku CahayaMU kala hidupku dalam kegelapan
Tuntunlah ketika aku hilang menuju jalanMU
Bimbinglah aku kala kebodohan itu menggugah imanku
Hanya kepadaMU ku berserah diri
Ketika aku menangis merenungi takdirMU
Berikan aku kedamaian
Yakinlah aku akan keberadaanMU ya Tuhan...
Inti Arti Sahabat
Setulus hati seSuci impian
Ku ulur tangan silahturahmi
Berharap kedamaian di setiap langkah yang ku ayun
Ada senyum di setiap wajah yang ku temui
Tak kala ku dalam kegelisahan
Ada semangat memacuku tuk tepiskan segala lara yang menerpaku...
Sahabat adalah kata yang paling indah jika punya nilai
Sahabat adalah kata istimewa jika punya arti
Kata sahabat sangatlah Suci, jika di cerna dengan sebuah ketulusan
Sahabat tidak akan pernah jadi beban jika kita bisa saling mengerti
Intinya adalah, Sahabat adalah orang terpenting dalam hidup kita...
Ku ulur tangan silahturahmi
Berharap kedamaian di setiap langkah yang ku ayun
Ada senyum di setiap wajah yang ku temui
Tak kala ku dalam kegelisahan
Ada semangat memacuku tuk tepiskan segala lara yang menerpaku...
Sahabat adalah kata yang paling indah jika punya nilai
Sahabat adalah kata istimewa jika punya arti
Kata sahabat sangatlah Suci, jika di cerna dengan sebuah ketulusan
Sahabat tidak akan pernah jadi beban jika kita bisa saling mengerti
Intinya adalah, Sahabat adalah orang terpenting dalam hidup kita...
Kasih Sayang Seorang Ibu
Seribu malam telah ku lewatkan
Beribu - ribu hari telah kuhabiskan
Tak terasa usia telah dewasa
Pahit manis dan getirnya hidup telah kurasakan
Berbagai cerita telah tuntas
Kenangan demi kenangan telah jadi memori dalam diary
Tetapi kasih sayang seorang IBU yang melahirkan tetap mengalir bagai air
Jemarinya yang mulai keriput tetap terasa lembut
Kasihnya padaku tetap hangat meskipun aku di tengah - tengah dinginnya Salju
Ya Allah berikanlah aku hidup lebih lama lagi
Tuk mengabdikan seluruh waktuku buatNya
Kalau hari kemarin aku telah menyakitinya
Izinkan hari ini menebus segala khilafku
Takkan kubiarkan peluh mengucur di tubuhNya
Takkan ku biarkan rasa lelah menggerogotinya
Karena Beliau adalah Perempuan terhebat dalam Duniaku...
IBU , ini adalah santunan naluri sebagai anakMu...
Beribu - ribu hari telah kuhabiskan
Tak terasa usia telah dewasa
Pahit manis dan getirnya hidup telah kurasakan
Berbagai cerita telah tuntas
Kenangan demi kenangan telah jadi memori dalam diary
Tetapi kasih sayang seorang IBU yang melahirkan tetap mengalir bagai air
Jemarinya yang mulai keriput tetap terasa lembut
Kasihnya padaku tetap hangat meskipun aku di tengah - tengah dinginnya Salju
Ya Allah berikanlah aku hidup lebih lama lagi
Tuk mengabdikan seluruh waktuku buatNya
Kalau hari kemarin aku telah menyakitinya
Izinkan hari ini menebus segala khilafku
Takkan kubiarkan peluh mengucur di tubuhNya
Takkan ku biarkan rasa lelah menggerogotinya
Karena Beliau adalah Perempuan terhebat dalam Duniaku...
IBU , ini adalah santunan naluri sebagai anakMu...
Kasih Sayang Seorang Ibu
Ketabahan seorang Ayah
Seorang Lelaki tua berjalan tanpa lelah
Menyusuri jalan tak peduli panas dan hujan
Tubuh yang mulai renta, badan yang sudah tak tegap lagi
Terus berpacu dengan rasa letih
Yang kini nampak di garis - garis wajahNya haya satu dan ada satu, Keluarga, keluarga dan keluarga
Ayah semangatmu tak pernah sirna
Aku tak tau Beliau letih, aku tak tau bebanMu bdgitu berat
Aku tau tanaganMU telah terkuras
Namun keluhmu tak pernah tertengar
Terimakasihku tidaklah cukup untuk membalas setiap kasih sayang yang kau curahkan untukku
Selama ini aku telah banyak Torehkan luka di hatimu dengan bertahanku pada setiap aturanMu
Aku anak yang penuh dosa tapi engkau tak pernah keluhkan sifat - sifatku
Setiap butir - butir peluhmu yang mengucur telah jadikan aku Dewasa,
Setiap hela nafas letihmu telah membesarkan hingga bisa jadi seperti ini
Ya Allah kemana hati nuraniku, dimana akal sehatku selama ini,
Di dalam Do'a ku untukMu, izinkanlah aku tengadah jemariku memohon ampunanMU
Lindungilah AyahKu, berikanlah keselamatan baginya
Hanya ini kekuatanKu untuk melakukan kewajiban sebagai seorang anak....
Menyusuri jalan tak peduli panas dan hujan
Tubuh yang mulai renta, badan yang sudah tak tegap lagi
Terus berpacu dengan rasa letih
Yang kini nampak di garis - garis wajahNya haya satu dan ada satu, Keluarga, keluarga dan keluarga
Ayah semangatmu tak pernah sirna
Aku tak tau Beliau letih, aku tak tau bebanMu bdgitu berat
Aku tau tanaganMU telah terkuras
Namun keluhmu tak pernah tertengar
Terimakasihku tidaklah cukup untuk membalas setiap kasih sayang yang kau curahkan untukku
Selama ini aku telah banyak Torehkan luka di hatimu dengan bertahanku pada setiap aturanMu
Aku anak yang penuh dosa tapi engkau tak pernah keluhkan sifat - sifatku
Setiap butir - butir peluhmu yang mengucur telah jadikan aku Dewasa,
Setiap hela nafas letihmu telah membesarkan hingga bisa jadi seperti ini
Ya Allah kemana hati nuraniku, dimana akal sehatku selama ini,
Di dalam Do'a ku untukMu, izinkanlah aku tengadah jemariku memohon ampunanMU
Lindungilah AyahKu, berikanlah keselamatan baginya
Hanya ini kekuatanKu untuk melakukan kewajiban sebagai seorang anak....
Sebuah Wajah Samar
Disini di ruang Remang yang dingin
Aku duduk di atas balai sepi
Memandangi langit sudut jendela
Mencoba tuk tenangkan hati
Dari hempasan lara yang menyiksa
Guman lirihku memekik dari balik tirai hati
Yg bungkam tanpa ada kata - kata
Memoriku tergugah oleh rasa rindu yg hampir tak terjamah
Hati mulai letih
Jiwa terkadang mulai suntuk
Tuk jalani arus yang penuh liku ini
Tapi sebuah wajah samar terus membayangiku
Buat q tak bisa pejamkan mataku dlm hitungan detik
Aku ingin segera telelap dan melupakan
Walau tuk malam ini saja...
Aku duduk di atas balai sepi
Memandangi langit sudut jendela
Mencoba tuk tenangkan hati
Dari hempasan lara yang menyiksa
Guman lirihku memekik dari balik tirai hati
Yg bungkam tanpa ada kata - kata
Memoriku tergugah oleh rasa rindu yg hampir tak terjamah
Hati mulai letih
Jiwa terkadang mulai suntuk
Tuk jalani arus yang penuh liku ini
Tapi sebuah wajah samar terus membayangiku
Buat q tak bisa pejamkan mataku dlm hitungan detik
Aku ingin segera telelap dan melupakan
Walau tuk malam ini saja...
Kehilangan Jati Diri
Dalam keremangan malam ku duduk dalam kebisuan
Mencoba menapik segala beban
Menghalau rasa cemas
Mengusir rasa takut, mataku berkata sayu
Nanar menatap hidup yang semakin lama
Semakin asing bagiku,
Aku bingung dengan perasaanku yang kian tak menentu
Hati kecilku menjerit
Satu persatu bulir air mataku jatuh
Menangis ku dalam kesendirianku
Sesak di dada menahan isap tangis
Berat terasa tuk jalani hidup ini
Aku telah kehilangan jati diriku
Bahkan tuk mengenali diri sendiri aku bingung
Begitu banyak kekurangan yang ada pada diriku
Hingga buat aku tak yakin dapat memiliki CahayaMU kembali...
Mencoba menapik segala beban
Menghalau rasa cemas
Mengusir rasa takut, mataku berkata sayu
Nanar menatap hidup yang semakin lama
Semakin asing bagiku,
Aku bingung dengan perasaanku yang kian tak menentu
Hati kecilku menjerit
Satu persatu bulir air mataku jatuh
Menangis ku dalam kesendirianku
Sesak di dada menahan isap tangis
Berat terasa tuk jalani hidup ini
Aku telah kehilangan jati diriku
Bahkan tuk mengenali diri sendiri aku bingung
Begitu banyak kekurangan yang ada pada diriku
Hingga buat aku tak yakin dapat memiliki CahayaMU kembali...
Entah Sampai Kapan
Cahaya redup yang pernah menyinari hidupku
Kini perlahan memudar
Kemudian hilang tanpa jejak
Yang ada kini tinggal Cercahan puing
Yang tak terbentuk terjatuh dan tersungkur
Berdiri di langkah tertatih
Terpuruk dalam sobekan hati yang mengangah luka kian perih
Jiwaku pun melepuh di selingi
Dengan rasa tak berdaya
Entah kapan fenomena ini akan berujung
Andai kudapat jelajahi semua kekuranganku
Mungkin aku dapat mengerti dan temui semua jawabnya....
Kini perlahan memudar
Kemudian hilang tanpa jejak
Yang ada kini tinggal Cercahan puing
Yang tak terbentuk terjatuh dan tersungkur
Berdiri di langkah tertatih
Terpuruk dalam sobekan hati yang mengangah luka kian perih
Jiwaku pun melepuh di selingi
Dengan rasa tak berdaya
Entah kapan fenomena ini akan berujung
Andai kudapat jelajahi semua kekuranganku
Mungkin aku dapat mengerti dan temui semua jawabnya....
Tak Henti Melayang
Lembayung senja turun iringi sepi
Menuntunku berjalan ke arah yang tak pasti
Kala malam turun menjelang
Anganku tak jua henti melayang
Terus mengembara jauh di selimuti hati nan jenuh
Dalam semakin pekatnya malam
Cintaku pun bersinar semakin kelam..
Menuntunku berjalan ke arah yang tak pasti
Kala malam turun menjelang
Anganku tak jua henti melayang
Terus mengembara jauh di selimuti hati nan jenuh
Dalam semakin pekatnya malam
Cintaku pun bersinar semakin kelam..
Segala Keinginan Hati
Kadang aku tak pernah mengerti
Kadang smua penuh mistery
Segala rasa di dalam diri
Yang terjadi untuk sang pujaan hati
Indahmu membuatku tak bisa memungkiri
Segala keinginan ketulusan hati
Untuk menjadikanmu seorg yg paling berarti
Hingga ku angkat kau menjadi seorang Permaisuri
Untuk mendampingi hidupku ini
Tuk ku peluk ku dekap menyejukan diri.
Kadang smua penuh mistery
Segala rasa di dalam diri
Yang terjadi untuk sang pujaan hati
Indahmu membuatku tak bisa memungkiri
Segala keinginan ketulusan hati
Untuk menjadikanmu seorg yg paling berarti
Hingga ku angkat kau menjadi seorang Permaisuri
Untuk mendampingi hidupku ini
Tuk ku peluk ku dekap menyejukan diri.
Cinta Sejati
Kita sebagai insan yang punya hati
Tak terasa telah di tetapkan utk cinta sejati
Teriakku menggema di atas Huma
Terimakasih Tuhan atas perasaan
Cinta yg engkau anugerahkan
Mempertemukan perbedaan
Dalam suatu kisah perjalanan
Menyatukan serakan puing - puing
Hati dalam satu kepastian
Menghapus kehampaan saat hati dalam kesendirian
Menguatkang langkah ketika tak ada lagi tujuan
Semakin memberi makna rangkaian kisah kehidupan.
Tak terasa telah di tetapkan utk cinta sejati
Teriakku menggema di atas Huma
Terimakasih Tuhan atas perasaan
Cinta yg engkau anugerahkan
Mempertemukan perbedaan
Dalam suatu kisah perjalanan
Menyatukan serakan puing - puing
Hati dalam satu kepastian
Menghapus kehampaan saat hati dalam kesendirian
Menguatkang langkah ketika tak ada lagi tujuan
Semakin memberi makna rangkaian kisah kehidupan.
Tugas
Aku tak punya apa - apa
Meskipun sorotan2 mata tajam menatapku hina
Aku tetap pada satu titik utama
Meskipun luka semakin mengangah
Ke angkuhan dan kesombongan
Berlomba
Tak terasa yang dilakukannya adalah petaka
Catatan hidup sang penguasa telah di sebarkan
Tapi mereka selalu mengabaikan
Ialah manusia di titik ketidak berdayaan
Pengabdian atas khalikNYA
Bersyukur atas RahmatNYA
Adalah tugas sang penghamba
Dalam menepi segala pengakuan
Belajar mati sebelum mati
Di titik ketidak berdayaan..
Meskipun sorotan2 mata tajam menatapku hina
Aku tetap pada satu titik utama
Meskipun luka semakin mengangah
Ke angkuhan dan kesombongan
Berlomba
Tak terasa yang dilakukannya adalah petaka
Catatan hidup sang penguasa telah di sebarkan
Tapi mereka selalu mengabaikan
Ialah manusia di titik ketidak berdayaan
Pengabdian atas khalikNYA
Bersyukur atas RahmatNYA
Adalah tugas sang penghamba
Dalam menepi segala pengakuan
Belajar mati sebelum mati
Di titik ketidak berdayaan..
Takkan ku Biarkan
Terlewat di antara keramaian
Terhadang di sisi kekacauan
Dan terjarah di sebelah kemunafikan
Terhina dalam kefitnaan yg kejam
Terjajah hati sampai terluka
Aku tersudut di depan dan di belakang
Tak bisa terbebas dari dasar tuntutan
Di setiap kehancuran moral
Yang serasa di bawa dendam
Dalam ujung - ujung kebrutalan
Tapi aku tak biarkan
Terjebak dalam suramnya hari - hari
Dan serangkaian kejagalan orang - orang teseret
Dan termakan jiwanya sendiri.
Terhadang di sisi kekacauan
Dan terjarah di sebelah kemunafikan
Terhina dalam kefitnaan yg kejam
Terjajah hati sampai terluka
Aku tersudut di depan dan di belakang
Tak bisa terbebas dari dasar tuntutan
Di setiap kehancuran moral
Yang serasa di bawa dendam
Dalam ujung - ujung kebrutalan
Tapi aku tak biarkan
Terjebak dalam suramnya hari - hari
Dan serangkaian kejagalan orang - orang teseret
Dan termakan jiwanya sendiri.
Bayangan
Aku adalah sebentuk bayangan
Karena kau mengenalkanku dalam dunia hitam
Aku cuma sesosok roh karena
Wujudku tak pernah nyata di depanmu
Tapi aku tak ingin jadi sbuah bayangan
Dan aku juga tak mau jadi sesosok roh dunia maya
Wujudku adalah hati nuraniku
Mungkin kau takkan melihatku
Tapi kau bisa merasakan perbedaanku
Setiap ba'it yang bertulis
Berasal dari naluriku
Kalau engkau biasa mengerti
Bukan sebagai bayangan atu roh dalam dunia maya dalah bahasa
Yang di tentukan oleh kita..
Karena kau mengenalkanku dalam dunia hitam
Aku cuma sesosok roh karena
Wujudku tak pernah nyata di depanmu
Tapi aku tak ingin jadi sbuah bayangan
Dan aku juga tak mau jadi sesosok roh dunia maya
Wujudku adalah hati nuraniku
Mungkin kau takkan melihatku
Tapi kau bisa merasakan perbedaanku
Setiap ba'it yang bertulis
Berasal dari naluriku
Kalau engkau biasa mengerti
Bukan sebagai bayangan atu roh dalam dunia maya dalah bahasa
Yang di tentukan oleh kita..
Lukisan Seketsa Wajah Samar
Tersusun dari balik sebuah kertas putih tanpa garis
Tergeletak di antara deretan buku yang berdebu
Setangkai pena tak punya makna jika tak di goreskan
Dengan wajah lesuh yang penuh keluh
Pikiranku pun melayang mengembara jauh
Hanya dengan bermodal pena dan selembar kertas putih
,Untuk mencari inspirasi
Sebuah wajah samar yang menghapiri lewat mimpi
Kucoba meraba, kucoba menerka
Kucoba menerawang, kucoba menembus angan
Tapi apa yang ku dapat ?
Hanya sebuah bayangan samar yang melekat di otakku
Kucoba tuang ke dalam kertas putih tak bergaris memandang Sinis
Aku kalah... Aku kalah... Aku kalah...
Hanya itu yang menggema di mulutku
Aku tak mampu melukiskan
Aku tak dapat menorehkan wajah samar itu ke dlm kertas, dan
Aku tak mampu menembus hayalku untuk melukismu
Wajah samar.... Q memang pantas untuk kau tampar.....
Tergeletak di antara deretan buku yang berdebu
Setangkai pena tak punya makna jika tak di goreskan
Dengan wajah lesuh yang penuh keluh
Pikiranku pun melayang mengembara jauh
Hanya dengan bermodal pena dan selembar kertas putih
,Untuk mencari inspirasi
Sebuah wajah samar yang menghapiri lewat mimpi
Kucoba meraba, kucoba menerka
Kucoba menerawang, kucoba menembus angan
Tapi apa yang ku dapat ?
Hanya sebuah bayangan samar yang melekat di otakku
Kucoba tuang ke dalam kertas putih tak bergaris memandang Sinis
Aku kalah... Aku kalah... Aku kalah...
Hanya itu yang menggema di mulutku
Aku tak mampu melukiskan
Aku tak dapat menorehkan wajah samar itu ke dlm kertas, dan
Aku tak mampu menembus hayalku untuk melukismu
Wajah samar.... Q memang pantas untuk kau tampar.....
Dulu
Dulu ku tak seperti ini jalani hidup ini
Semua terasa indah kurasakan
Dulu aku sangat berarti jalani mimpi - mimpi
Semua terasa nyata ku bayangkan
Tapi mengapa tlah terjadi semua yang ku alami
Sesal yg kurasakan aku benci.....
Kau datang dalam hidupku
Merubah semua mimpi itu
Kini hidupku tak seperti dulu.....
Karenamu seluruh hidupku
Tak berarti bagiku
Kau janjikan mimpi - mimpi itu
Tak mungkin yang tlah terjadi
Akan kembali lagi
Dan ku anggap itu hanya mimpi
Tak berarti.....
Semua terasa indah kurasakan
Dulu aku sangat berarti jalani mimpi - mimpi
Semua terasa nyata ku bayangkan
Tapi mengapa tlah terjadi semua yang ku alami
Sesal yg kurasakan aku benci.....
Kau datang dalam hidupku
Merubah semua mimpi itu
Kini hidupku tak seperti dulu.....
Karenamu seluruh hidupku
Tak berarti bagiku
Kau janjikan mimpi - mimpi itu
Tak mungkin yang tlah terjadi
Akan kembali lagi
Dan ku anggap itu hanya mimpi
Tak berarti.....
Gitarku juga Rindu
Senada suara terjemah dari sebuah kata
Seiring gitar mengalun seirama jantung
Kurangkai kata tapi tak bernada
Hanya lewat syair ini ku ucap kata maki
Hanya lewat nada ku lantangkan dengan hati bimbang
Semua terjerat dari dalam jiwa
Hatiku rindu akanmu
Ragaku butuh belaimu
Jiwaku ingin hangatmu
Dan Gitarku rindu akan nyanyianmu....
Seiring gitar mengalun seirama jantung
Kurangkai kata tapi tak bernada
Hanya lewat syair ini ku ucap kata maki
Hanya lewat nada ku lantangkan dengan hati bimbang
Semua terjerat dari dalam jiwa
Hatiku rindu akanmu
Ragaku butuh belaimu
Jiwaku ingin hangatmu
Dan Gitarku rindu akan nyanyianmu....
Kuyakini Diriku
Sepi menyapa kerinduan
Menggugah kesabaran mengikis keikhlasan
Berontak dari terpaan badai kehidupan
Jauh terpuruk, meringkuk dalam pertahanan
Hati mulai surut
Mencoba bangkit dari rasa sakit
Beranjak dari rasa perih yang melilit
Asaku tergenggam,
Jiwaku menguak sejuta kesal menderaku
Tapi aku tak mau hanya diam
Aku tak bisa hanya bungkam
Kan ku leburkan putus asaku
Ingin kuraih bahagiaku
Dan kuyakini diriku
Kalau hari esok lebih indah
Dari warna Pelangi..
Menggugah kesabaran mengikis keikhlasan
Berontak dari terpaan badai kehidupan
Jauh terpuruk, meringkuk dalam pertahanan
Hati mulai surut
Mencoba bangkit dari rasa sakit
Beranjak dari rasa perih yang melilit
Asaku tergenggam,
Jiwaku menguak sejuta kesal menderaku
Tapi aku tak mau hanya diam
Aku tak bisa hanya bungkam
Kan ku leburkan putus asaku
Ingin kuraih bahagiaku
Dan kuyakini diriku
Kalau hari esok lebih indah
Dari warna Pelangi..
Sesal Tak Guna
Langit hitam kelam,
tanpa cahaya Bintang
Malampun semakin merambat jauh
Dan hampir pupus terkikis oleh sang waktu
Dalam kepekatan malam
Haturkan kegelisahan
Memaksa aku terlena dalam untaian sepi
Menguak di lema
Mengungkap tabir rahasia
Yang terselip di balik perasaan
Ingin ku aduhkan keluhku
Lewat desir angin malam sunyi
Namun malam semakin sepi
Seolah tak pedulikan aku
Yang kini di rundung lara
Untaian sesal tak guna
Karena semuanya telah di tulis
Dalam garis kuasaNYA
tanpa cahaya Bintang
Malampun semakin merambat jauh
Dan hampir pupus terkikis oleh sang waktu
Dalam kepekatan malam
Haturkan kegelisahan
Memaksa aku terlena dalam untaian sepi
Menguak di lema
Mengungkap tabir rahasia
Yang terselip di balik perasaan
Ingin ku aduhkan keluhku
Lewat desir angin malam sunyi
Namun malam semakin sepi
Seolah tak pedulikan aku
Yang kini di rundung lara
Untaian sesal tak guna
Karena semuanya telah di tulis
Dalam garis kuasaNYA
Karena Mencintaimu
Malam tak dapat kuraih
Siang pun tak dapat kurengkuh
Mengharapkanmu bagai sebuah mimpi
Mencintaimu seakan cuma ilusi
Tapi kan ku tepis semua itu
Kan kujadikan malam pijakan
Kan kujadikan siang sebagai teduhan
Kan kubuat mimpiku jadi nyata
Kan kubuat ilusiku jadi hal yang indah
Karena mencintaimu bukan sebuah kesalahan..
Siang pun tak dapat kurengkuh
Mengharapkanmu bagai sebuah mimpi
Mencintaimu seakan cuma ilusi
Tapi kan ku tepis semua itu
Kan kujadikan malam pijakan
Kan kujadikan siang sebagai teduhan
Kan kubuat mimpiku jadi nyata
Kan kubuat ilusiku jadi hal yang indah
Karena mencintaimu bukan sebuah kesalahan..
Mimpi Yang Cerah
Lupakan cerita kisah yang ada
Tlah menjadi Bunga
Simpan sejuta rasa
Yang terindah untuk kita...
Malam tlah berlalu menjemput pagi
Bersama sang surya
Jejak langkah jauh
gapai cita yang tertahta....
Mungkin masih ada malam yang penuh
Bintang yang bertaburan
Mengiringi langkahku mengiringi jejakku
Sembahri menunggu..
Meraih Bintang jatuh
Menggapai ke ajaiban
Mengiring langkahku mengiringi jejaku
Sembahri menunggu...
Tlah menjadi Bunga
Simpan sejuta rasa
Yang terindah untuk kita...
Malam tlah berlalu menjemput pagi
Bersama sang surya
Jejak langkah jauh
gapai cita yang tertahta....
Mungkin masih ada malam yang penuh
Bintang yang bertaburan
Mengiringi langkahku mengiringi jejakku
Sembahri menunggu..
Meraih Bintang jatuh
Menggapai ke ajaiban
Mengiring langkahku mengiringi jejaku
Sembahri menunggu...
Sambutlah Pagi mu
Dalam keheningan malam
Ku bisikan tembang - tembang rindu
Nyanyian perasaan kidung
Cerita tentang sebuah hati
Mengetuk nurani
Menggugah jiwa yang terlelap
Sukma larut dalam buaian mimpi
Meringkuk raga dari Roh2 yang sedang mengelana
Lantunan suara sang Dewi malam
Mengiringi sepi memberikan
Suasana hening memecah kesunyian
Apa kabar jiwa - jiwa yang terlelap
Kembalilah Roh pada raga yang terdiam
Buka mata dan sambutlah pagimu
Ku bisikan tembang - tembang rindu
Nyanyian perasaan kidung
Cerita tentang sebuah hati
Mengetuk nurani
Menggugah jiwa yang terlelap
Sukma larut dalam buaian mimpi
Meringkuk raga dari Roh2 yang sedang mengelana
Lantunan suara sang Dewi malam
Mengiringi sepi memberikan
Suasana hening memecah kesunyian
Apa kabar jiwa - jiwa yang terlelap
Kembalilah Roh pada raga yang terdiam
Buka mata dan sambutlah pagimu
Nada syahdu dalam ruang Hati
Senja telah berlalu, Tangan - tangan malam telah setiap sisi gelap,
Dengan ankuhnya menggantikan siang yang kini pupus oleh pergantian sang waktu,
Lantunan kidung seperti terdengar mengalun lembut mengantarkan nada - nada syahdu dalam ruang hati yang tak terjamah,
Terbuai ku di tepi prasaan yang mengharu biru,
Dengan ankuhnya menggantikan siang yang kini pupus oleh pergantian sang waktu,
Lantunan kidung seperti terdengar mengalun lembut mengantarkan nada - nada syahdu dalam ruang hati yang tak terjamah,
Terbuai ku di tepi prasaan yang mengharu biru,
KuasaMU...
Sinar Rembulan mengintip dari balik Cakrawala,
Begitu indah, Cahayanya terang menerangi
setiap sisi alam yang kita pijak,
Sejenak ku terdiam mengagumi kuasa Allah beserta segala CiptaanNYA.
Hingga Aku tak bisa melukiskan dengan kata - kata
yang ada hanya rasa kagum akan CiptaanNYA,
yang ada cuma puji syukur,
Semoga keindahan ini bisa merasuk
kesetiap sukma yang sedang terlelap,
Hingga pagipun tiba Dan terbangun oleh Cahaya Mentari Pagi,
Tetes embun menyejukan jiwamu,
Menjernihkan hatimu,
Hingga terbebas dari rasa suntuk dan Penat...
Begitu indah, Cahayanya terang menerangi
setiap sisi alam yang kita pijak,
Sejenak ku terdiam mengagumi kuasa Allah beserta segala CiptaanNYA.
Hingga Aku tak bisa melukiskan dengan kata - kata
yang ada hanya rasa kagum akan CiptaanNYA,
yang ada cuma puji syukur,
Semoga keindahan ini bisa merasuk
kesetiap sukma yang sedang terlelap,
Hingga pagipun tiba Dan terbangun oleh Cahaya Mentari Pagi,
Tetes embun menyejukan jiwamu,
Menjernihkan hatimu,
Hingga terbebas dari rasa suntuk dan Penat...
Rasa Takut.....
Mataku sulit ku Pejam,
Terasa perih, bahjan untuk melihat akupun harus mengeluh,
Hatiku kian Rapuh, Bahkan untuk merasakan sepipun aku tak kuasa,
Jiwaku makin lemah,
Bahkan untuk hidup saja aku sudah tidak kuat,
Kenapa duka terus membelengguku,
kenapa cobaan terus menghujat kehidupanku,
Apakah aku terdakwa yang harus di Fonis dengan derita seumur Hidup ?
Dalam Hatiku, Berharap semoga ini hanya perasaan aku saja,
Mungkin aku hanya dalam ketakutan,
dan terbawa oleh perasaan,
Rasa takut di tinggal oleh sahabat - sahabat yang baik,
yang selamaini aku dapati,
Tuhan tuntunlah aku di jalan yang engkau Ridhoi,
Jauhkanlah aku dari MurkaMU.... Amin
Terasa perih, bahjan untuk melihat akupun harus mengeluh,
Hatiku kian Rapuh, Bahkan untuk merasakan sepipun aku tak kuasa,
Jiwaku makin lemah,
Bahkan untuk hidup saja aku sudah tidak kuat,
Kenapa duka terus membelengguku,
kenapa cobaan terus menghujat kehidupanku,
Apakah aku terdakwa yang harus di Fonis dengan derita seumur Hidup ?
Dalam Hatiku, Berharap semoga ini hanya perasaan aku saja,
Mungkin aku hanya dalam ketakutan,
dan terbawa oleh perasaan,
Rasa takut di tinggal oleh sahabat - sahabat yang baik,
yang selamaini aku dapati,
Tuhan tuntunlah aku di jalan yang engkau Ridhoi,
Jauhkanlah aku dari MurkaMU.... Amin
Langganan:
Postingan (Atom)